Untuk aspek infrastruktur, di Kabupaten Blitar akses jalannya sudah cukup memadai. Terdapat jalan raya yang menghubungkan Kabupaten Blitar dengan kabupaten-kabupaten lain yang difungsikan untuk jalur transportasi dalam pendistribusian produk olahan coklat. Transportasi ke desa-desa penghasil kakao di Kabupaten Blitar juga cukup lancar. Dengan tersedianya jalan menuju desa dan kecamatan sehingga memudahkan dalam penerimaan bahan baku mentah kakao. Untuk memasarkannya ke luar negeri, terdapat akses Pelabuhan udara yang berada di Bandara Abdulrahman Saleh Malang dan Bandara Juanda Surabaya. Sedangkan untuk Pelabuhan laut bisa menggunakan Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya.
Regulasi dan Birokrasi
      Faktor perijinan juga menjadi faktor yang mempengaruhi bagi para investor menanamkan modal. Sebab dengan rumitnya sistem regulasi dan birokrasi juga dapat menghambat pengajuan proses investasi. Sistem perijinan juga harus lebih dipermudah dan dilayani dengan baik agar ada kepastian dalam proses pengajuan usaha. Dengan adanya sistem yang telah baku di Kabupaten Blitar sehingga waktu pengurusan ijinpun juga menjadi semakin cepat.
      Dari beberapa faktor yang telah dijelaskan di atas, industri olahan coklat di Kabupaten Blitar juga dapat dikaitkan dengan pemilihan lokasi kegiatan ekonomi. Dalam perencanaan wilayah, Alfred Weber mengemukakan teori lokasi industri. Teori lokasi industrinya mengemukakan bahwa pemilihan lokasi didasarkan pada prinsip minimalisasi biaya. Artinya setiap usaha tergantung pada jumlah minimal dari total biaya transportasi dan tenaga kerja namun dengan tingkat keuntungan maksimal. Menurut Weber, ada tiga faktor yang mempengaruhi lokasi usaha yaitu biaya transportasi, upah tenaga kerja, dan dampak dari aglomerasi.
      Pada artikel ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai faktor biaya transportasi. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa aspek infrastruktur menjadi faktor penting dalam penanaman modal investor. Infrastruktur dengan biaya transportasi juga berkaitan erat. Jika infrastruktur yang tersedia cukup memadai maka biaya transportasi juga akan lebih murah. Bisa diibaratkan jika infrastruktur di daerah tersebut belum sepenuhnya terbangun maka akan mempengaruhi pada biaya transportasi yang semakin naik. Sama halnya dengan yang terjadi di daerah-daerah terpencil, infrastruktur dan akses jalan belum sepenuhnya tercukupi maka berpengaruh pada biaya transportasi yang bisa meningkatkan harga suatu barang. Di Kabupaten Blitar, potensi pada akses jalur transportasi telah tercukupi dengan baik. Dibuktikan dengan dekatnya akses untuk pengambilan bahan mentah kakao yang memang penghasilnya berada di desa-desa Kabupaten Blitar dan juga kemudahan akses dalam distribusi produk olahan kakao ke dalam maupun luar negeri.
      Industri hilir coklat mempunyai prospek dan potensi sangat besar bagi pasar dalam maupun luar negeri. Mengingat hampir semua produk industri coklat yang berupa makanan, minuman, dan kosmetik telah diimpor dari luar negeri. Maka dari itu perlu adanya dukungan yang lebih baik lagi agar industri hilir coklat dapat memberikan nilai tambah dan manfaat bagi masyarakat sekitar maupun pemerintah Kabupaten Blitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H