drone dan rudal balistik).
Amerika Serikat melalui Menteri Luar Negerinya, Antony Blinken mengumumkan bahwa mereka menjatuhkan sanksi baru dan tindakan tambahan lain kepada industri Iran yang memproduksi kendaraan tak berawak (Kendaraan tak berawak/unmanned aerial vehicles (UAVs) yang diproduksi oleh Iran dianggap digunakan untuk memfasilitasi perang antara Rusia dan Ukraina.
Dalam cuitan di akun Twitternya, Blinken (@SecBlinken) menyatakan bahwa Iran "membakar" konflik antara Rusia dan Ukraina karena penyediaan teknologi UAV-nya. Pada Hari itu juga (Jumat, 6 Januari 2023) Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada tujuh orang yang terlibat dalam program UAV dan rudal balistik Iran-program yang digunakan Rusia untuk menargetkan infrastruktur penting Ukraina.
Sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat menargetkan tujuh petinggi yang memegang jabatan di Organisasi Industri Dirgantara Iran (AIO) dan memegang jabatan dalam kegiatan produksi UAV Iran (QAI).
AIO (Iran's Aerospace Industries Organization) adalah organisasi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan rudal balistik Iran. Sedangkan Qods Aviation Industries (QAI) atau Qods Iran merupakan produsen utama dalam industri pertahanan Iran.
Tujuh petinggi Iran yang dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat tersebut adalah:
Seyed Hojatollah Ghoreish (Ketua Dewan QAI dan pejabat senior Kementerian Pertahanan dan Logistik Angkatan Bersenjata Iran) dengan tuduhan "telah memimpin upaya penelitian dan pengembangan militer Iran serta bertanggung jawab untuk negosiasi perjanjian antara Rusia dan Iran mengenai pasokan drone".
Ghassem Damavandian (Direktur Pelaksana dan Anggota Dewan QAI) dengan tuduhan bahwa kemungkinan ia telah memfasilitasi pasokan drone QAI ke Dinas Militer Iran dan memfasilitasi pelatihan kepada personel Rusia terkait penggunaan drone buatan QAI.
Hamidreza Sharifi-Tehrani (Mantan Anggota Dewan QAI).
Reza Khaki (Mantan Anggota Dewan QAI).
Majid Reza Niyazi-Angili (Mantan Anggota Dewan QAI).
Vali Arlani Zadeh (Mantan Anggota Dewan QAI).
Nader Khoon Siavash (Direktur AIO), AIO dianggap sebagai organisasi utama yang bertanggung jawab dalam mengawasi program rudal balistik Iran.
Sanksi diberikan dengan cara membekukan seluruh aset mereka yang ada di Amerika Serikat dan melarang para warga negara Amerika Serikat untuk berinteraksi dengan mereka.
Selain ke-7 pejabat Iran yang dijatuhi sanksi, orang-orang yang memiliki keterlibatan dengan ke-7 orang tersebut juga beresiko akan terkena sanksi.
Blinken menyebut Iran sebagai pendukung utama militer Rusia, dan menuntut Iran untuk menghentikan dukungannya terhadap agresi militer Rusia terhadap Ukraina. Amerika Serikat menyatakan akan terus mengerahkan seluruh alat yang dimilikinya untuk mendisrupsi transfer UAV dan rudal balistik dan akan menjatuhkan kerugian kepada aktor-aktor yang terlibat dalam aktivitas tersebut. Â
Hubungan antara Amerika dengan Iran yang sebelumnya memang sudah bertensi tinggi menjadi semakin naik tensinya karena Iran mengeratkan hubungan militernya dengan Rusia. Di mata Amerika Serikat, kedua negara tersebut terlihat seperti musuh yang saling memperkuat aliansinya.
Amerika Serikat menyatakan bahwa drone Iran yang digunakan Rusia untuk menyerang Ukraina telah membawa banyak malapetaka, dengan warga sipil Ukraina sebagai korban terbanyaknya.
Dalam perang antara Rusia-Ukraina memang kedua negara mengandalkan UAV. Teknologi tanpa awak tersebut digunakan baik untuk melakukan pengawasan maupun untuk melakukan serangan.
Sebelumnya pada September 2022 lalu, Amerika Serikat sudah pernah menjatuhkan sanksi kepada Iran terkait penggunaan drone Iran di Ukraina.
Empat perusahaan Iran disanksi karena diduga memiliki hubungan dengan kegiatan pemasokan drone ke Rusia untuk memfasilitasi agresi Rusia ke Ukraina.
Drone produksi Iran yang digunakan Rusia disebut memiliki bahan peledak yang digunakan untuk menyerang fasilitas vital Ukraina.
Awalnya, Iran membantah tuduhan tersebut. Namun, pada November 2022 Iran memberikan pernyataan bahwa mereka memasok bahan peledak ke Rusia dengan jumlah terbatas.
Pada Desember 2022 lalu, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat, John Kirby mengatakan bahwa kemitraan militer antara Rusia dengan Iran bergerak semakin erat hingga menuju tahap kemitraan pertahanan penuh.
Pada tahap tersebut, Iran dan Rusia akan bekerja sama dalam hal penjualan sistem pertahanan udara Rusia dan akan disusul dengan distribusi jet tempur. Iran bahkan disebut sedang mempertimbangkan untuk untuk membangun fasilitas produksi drone di Rusia.
Lalu sebenarnya mengapa Amerika Serikat sangat getol menjatuhkan sanksi kepada Iran terkait distribusi drone ini?
Amerika Serikat menganggap bahwa Iran telah melanggar hukum internasional karena gagal mendapatkan persetujuan dari Dewan Keamanan PBB terkait penjualan drone-nya.
Dalam press rilisnya, Blinken menyatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Iran selain memperpanas konflik antara Rusia dan Ukraina juga melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231.
Menanggapi kritikan yang datang terhadap penjualan drone-nya, Presiden Iran Ebrahim Raisi menyatakan bahwa kritik yang timbul ada karena kekhawatiran bahwa Iran mungkin akan menjadi negara yang menyaingi penjualan senjata global negara mereka.
Sumber: Al Jazeera, Reuters, dan CNBC.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H