Mohon tunggu...
Tirta Nursari
Tirta Nursari Mohon Tunggu... Penulis - Penggerak Literasi

Tirta Nursari adalah founder Warung Pasinaon, bergerak di bidang literasi, dan memiliki passion di dunia psikologi dan kerelawanan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Trotoar dan Hak Pejalan Kaki Kita

3 Oktober 2024   20:37 Diperbarui: 3 Oktober 2024   22:43 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pusat.jakarta.go.id/news/2024/250-petugas-gabungan-tata-trotoar-pasar-tanah-abang-dari-pedagang-dan-parkir-liar

Seorang kawan yang belakangan menasbihkan diri sebagai pejalan kaki sejati, berkeluh kesah, suatu hari. Sekarang ini, katanya, sangat sulit bagi dia yang setiap hari menyusuri jalanan kota, mendapatkan haknya sebagai rakyat; berjalan kaki dengan aman dan nyaman di trotoar. Bahkan tak jarang pula, jalanan di kota-kota pinggiran pun tak menyisakan ruang yang nyaman bagi orang-orang seperti dirinya.

"Trotoar sudah termakan untuk akses ekonomi. Untuk jualan. Disewakan. Ada retribusinya," ujarnya setengah bersungut.

Agustina,pensiunan dosen sebuah PTN yang hobi berolahraga jalan kaki mengeluhkan pula hal serupa. Berjalan kaki tak lagi senyaman dulu. Persoalannya sederhana, akses aman di bahu jalan yang mestinya ada trotoar, kini semakin banyak terenggut berbagai kepentingan.

"Selain pedagang kaki lima, halte BRT itu juga penempatannya memakan trotoar. Belum lagi pengendara bermotor pun seringkali merampas hak pejalan kaki," ujar Agustina.

Sebelum kendaraan bermotor teramat padat seperti saat ini, berjalan kaki umum dilakukan masyarakat untuk melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat tertentu. Seiring kemajuan zaman, membaiknya tingkat perekonomian, meningkatnya kebutuhan masyarakat, serta semakin mudahnya akses perkreditan, jumlah pejalan kaki mulai menyusut. Sebaliknya, kendaraan pribadi semakin banyak berseliweran di jalanan. Hampir semua keluarga kini memiliki sepeda motor. Jumlahnya pun tak hanya satu, tetapi bisa setiap anggota keluarga memilikinya. Belum lagi dengan mobil pribadi yang kepemilikannya kini tak lagi menjadi simbol status sosial seseorang. Keberadaan transportasi online juga semakin mengurangi jumlah para pejalan kaki.

Orang-orang lebih memilih praktis dan instan, meski mereka menyadari bahwa jalan kaki bukan saja memiliki fungsi transportasi ramah lingkungan, tetapi juga salah satu jenis  olahraga ringan, murah, dan menyehatkan. Hal lain yang membuat mereka memilih meninggalkan jalan kaki, selain kepraktisan dan efisiensi waktu, adalah semakin berkurangnya trotoar yang menghadirkan perasaan tak nyaman dan kurang aman karena bercampurnya pejalan kaki dan kendaraan bermotor.

Meksi jumlah pejalan kaki sudah tak sebanyak dulu, namun bukan berarti haknya bisa dicerabut begitu saja. Para pejalan kaki juga berhak untuk mendapatkan totoar yang aman dan nyaman. Sebagaimana para pemilik kendaraan bermotor berhak mendapatkan fasilitas jalan raya yang aman dan nyaman pula.

Trotoar dan Hak Pejalan Kaki  

Orang-orang yang peduli akan kesehatan memilih meninggalkan sejenak kendaraan bermotor demi menjalankan aktivitas dengan berjalan kaki. Ini bukan berkaitan dengan harga BBM yang terus naik. Tetapi bagaimana tubuh yang bergerak, salah satunya dengan melakukan aktivitas jalan kaki sangat bermanfaat untuk kesehatan. Heathline bahkan menyebut, idealnya orang dewasa melakukan jalan kaki 10.000 langkah setiap hari untuk mendapatkan tubuh yang sehat.

Jalan kaki adalah olah raga ringan yang sangat bermanfaat untuk membakar kalori, meningkatkan imunitas tubuh, dan menjaga kesehatan pula.Dengan melihat manfaat penting jalan kaki tersebut, mestinya pemerintah memberikan ruang gerak yang nyaman, fasilitas umum yang memadai bagi para pejalan kaki. Namun faktanya, lahan-lahan di perkotaan semakin menyempit saja, pun dengan daerah-daerah pinggiran yang akses untuk fasilitas umum mulai tergerus atas nama pembangunan. Maka orang-orang mulai kesulitan untuk melakukan aktivitas berjalan kaki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun