Mohon tunggu...
Tirta Nursari
Tirta Nursari Mohon Tunggu... Penulis - Penggerak Literasi

Tirta Nursari adalah founder Warung Pasinaon, bergerak di bidang literasi, dan memiliki passion di dunia psikologi dan kerelawanan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Trotoar dan Hak Pejalan Kaki Kita

3 Oktober 2024   20:37 Diperbarui: 5 Oktober 2024   12:00 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sari, seorang pejalan kaki yang tinggal di Bergas mengeluhkan ketiadaan trotoar di sepanjang jalan dari Pasar Karangjati -- Babadan Kabupaten Semarang, meski jalur tersebut termasuk jalur padat pejalan kaki. 

Apalagi di jam-jam berangkat atau bubaran pabrik. Kondisi semakin parah dengan keberadaan halte Trans Jateng yang memakan bahu jalan di Pertelon Ngobo sehingga hampir tak menyisakan ruang bagi pejalan kaki.

"Kami yang berjalan kaki dari Pasar Karangjati sampai pertelon Ngobo harus ekstra hati-hati karena bahu jalan yang sempit, taka da trotoar, belum lagi kalau ada mobil yang parkit atau ganti ban di situ," ujarnya.

Kondisi itu akan semakin parah bila pejalan kaki adalah penyandang disabilitas. Praktis taka da akses yang aman bagi mereka, karena taka da ruang untuk yang berkursi roda, atau penanda untuk disabilitas netra.

Ya, meski sebagian orang sudah beralih menggunakan moda transportasi yang jenisnya semakin beragam, namun keberadaan para pejalan kaki harus tetap diperhatikan. Bagaimanapun trotoar termasuk bagian dari fasilitas umum yang rakyat memiliki hak untuk mendapatkannya.

Sebagai fasilitas umum, trotoar harus dirancang dengan memperhatikan kebutuhan para penggunanya. 

Trotoar yang yang nyaman, idealnya memiliki luas yang cukup dengan memperhatikan sisi keamanan, tidak terhalang oleh pohon maupun tiang listrik atan telpon, maupun pilar jembatan, juga halte bus.

Trotoar yang ideal adalah juga trotoar yang bukan saja ramah bagi pejalan kaki,  tetapi juga ramah disabilitas, ramah anak, dan ramah lansia.  

Penelitian di University of North Carolina untuk U.S. Department of Transportation menemukan bahwa keberadaan trotoar dan adanya batas kecepatan merupakan faktor signifikan dalam mengurangi resiko kecelakaan. Keberadaan trotoar juga memiliki signifikansi dengan masalah kesehatan. 

Bahkan keberadaan trotoar juga bisa menjadi ruang sosial bagi masyarakat yang bermanfaat menciptakan efek bahagia yang berpengaruh bagi psikologis seseorang.

Trotoar yang nyaman, membuat orang akan lebih nyaman pula berjalan-jalan menikmati keindahan kota, atau bahkan di kota pinggiran pula. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun