"itu adalah puisi romantis yang sungguh dalam, sayang!"
Setelah dicium bibir lelakinya untuk terakhir kali, dia yang girang meninggalkan Si Pria, pergi mengejar karirnya, menikah dengan jodohnya. Sedangkan Si Pria tetap di teater itu. Sembari  diterangi lampu sorot, ia duduk menatap bayangan dirinya yang terpantul di latar panggung yang berwarna biru pudar. Ditatapnya panjang, bayangan tubuhnya itu yang masih mengenakan toga dan sedang mengemis pekerjaan.
April
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!