Wahai para oligarki–oligarki muda, dengarkanlah
Seruku kepadamu. Akulah Sang pengembala yang
Menuntut sapi–sapinya menuju cahaya terang
Membakar, kan kubuat kalian takjub akan
Padang rumput yang menghijau bertanah
Hara. Lepaskan dahulu wajahmu lalu
Benamkan baik – baik suaramu dalam
Nanah yang mendidih itu. kan kutuntun kalian
Menuju tanah yang dijanjikan, tanah para
Oportunitif yang telah menunggu di jurang
Keruhanian.
Bentangkan kaki kalian dan merangkaklah
Menciumi tanah, rasakan setiap gerugi batu
Yang menusuk disepanjang jalan. Lafazkanlah!
La progrecio…!!! La progrecio…!!! La progrecio!
Disepanjang jalan. Itu adalah pertanda Kalian
siap untuk digembala akan dogma yang
Kuajarkan, menuntun kalian kepada Varhala yang
Dijanjikan dalam kitab – kitab kami. Tumpahkan
Darah – darah kalian dan jadilah satu dengannya.
Saksikanlah kaki – kaki kami di bawah sana. Kaki
Itu selamanya kalian lihat, tunduklah!
Layaknya sapi yang sesungguhnya. Wahai kau –
kau para oligarki muda! Tanamkan baik – baik keabadian
Ini kepada kalian, aku akan terus mengulangkan
Dalil itu disepanjang mati kalian. Dilahirkannya
Kalian kembali, dan taatnya kalian dalam agama
Kami.
Agama yang menjanjikan surga materil, agama
Yang menampikkan kebohongan di bawah
kaki, menafaskan keadilan di wajah dan tangan kiri, agama
Yang menjunjung tinggi kemunafikan di atas
Segalanya! La progrecio..!!! La progrecio…!!!
La progrecio…!!!
Imanilah agama itu karena aku
Akan mencarimu, menarikmu masuk
Bermandikan darah bersama mereka
Sapi sepertimu yang tersesat dan ingin
Dipulangkan pada habitatnya, yang
Disebut rumah.
Rumput dimana pelangi menjulang
berwarna terang, sesembahan kepada berhala,
Yang Mulia! Larilah! sejauh manapun kan
kukejar, Kutarik kau kembali kemari dan
berhenti menyesal karena kami adalah
kalian dahulu La progrecio!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H