Mohon tunggu...
Tio Nugraha
Tio Nugraha Mohon Tunggu... -

Penjaga Kamar Kost Mertua

Selanjutnya

Tutup

Politik

21 Mei dan Ritus Tahunan

21 Mei 2015   00:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:46 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Saya melihat untuk gerakan tersebut selalu mengupayakan sisi-sisi seremonial belaka, dan tidak mengupayakan pada sisi penguatan militansi dan idiologi. Para pimpinan gerakan hanya sibuk nostalgia dalam publikasi media dari pada menjadikan gerakan 21 tersebut menjadi rallyng point di segala sektor elemen gerakan dan lebih diperparah lagi bahwa mental-mental tokoh gerakan hari ini yang sukanya mencari muka sehingga gerakan akan mudah diboncengi oleh para barisan sakit hati (yang kalah dalam pilpres 2014 lalu)

Di samping itu, pertemuan-pertemuan persiapan aksi hanya mengedepankan sistem jumpa kangen bersama sahabat-sahabat yang sudah lama tidak berjumpa. Sehingga melalui proses analisa demikian dapat diyakini bahwa gerakan-gerakan yang bersifat seremoni yang tidak mengakar dan menjalar hanya sebatas “gerakan momentum” dimulai dari jam sekian dan habis pada sampai jam sekian.


Dengan hanya menjadikan 21 Mei sebagai momentum, maka terkait dengan proses dan hasil perjuangan tidak terlalu banyak yang kita harapkan. Dan bagi penguasa juga akan “anteng” karena rezim sudah sangat begitu hapal bahwa 21 Mei 2015 itu sama dengan 21 Mei 2014 dan atau di tahun sebelumnya, jadi bagi penguasa gerakan 21 hanya sekedar “Ritus Tahunan”.


Maka melalui tulisan ini saya tidak memfokuskan hasil perjuangan 21 Mei, Besok. Meski melalui gelar gerakan dalam rangka “peringatan hari reformasi” besok dengan tuntutan apapun termasuk “turunkan rezim Jokowi-JK”, dijamin tidak akan merobohkan atau mengoyangkan singgahsana Jokowi-JK dan bahkan menyentuh lapisan luar kekuasaan saja mungkin tidak. Walaupun saya meyakini tidak ada purjuangan yang sia-sia, namun kadar aksi juga sangat mempengaruhi bibit-bobot aksi. Sehingga dalam keyakinan saya bahwa besok tidak akan terjadi apa-apa sekaligus tidak merubah apa-apa.

Indikatornya sangat kuat terlihat dalam tahapan aksinya, karena reli-reli aksi melaui start pada 1 Mei 2015 semestinya harus sudah memberikan sinyalemen pada puncak di 21-nya, namun sudah tanggal 20, aksi-aksi yang ada masih standar, sangat jauh jika dibanding dengan 1998.


Maka sebagai akhir tulisan ini, saya ingin berstatemen “STOP MOMENTUM” dan untuk memperteguh jalan keimanan gerakan, sebagai seorang yang ber-Tuhan, keimananku dan keimanan kita dipertaruhkan bahwa andai kata besok hari terjadi inseden dan boikot massal yang di lakukan oleh dayang-dayang kekuasan (POLRI/TNI), kita akan beriktikad bahwa pada tanggal 21 Mei 2015 bukan aksi akhir namun besok-besoknya akan menjadi hari-hari yang mencekam dan menakutkan bagi rezim peragu dan penakut yang selalu tidak berdaya di hadapan Asing (AS) dan Aseng (China).

Selamat berjuang teman-teman.....

Sekedar sentimentil dengan pimpinan-pimpinan gerakan......

Tapi, kalau analisa terakhir ini bakal terjadi.........

Yakinkan dirimu, bahwa rezim Neokolib yang selalu berlindung dibawah bayang LEMBAGA SURVEI dan MEDIA PENCITRAAN tidak akan bertahan lama.......

Dan kalau benar bakal terjadi inseden besok hari ????

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun