Mohon tunggu...
TION ISWANTO
TION ISWANTO Mohon Tunggu... Lainnya - PENULIS PEMULA

Terampil dalam berkarya, Tekun dalam berjuang dan Tulus dalam berbuat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Masalah Besar Berawal dari Masalah Kecil

23 Juni 2024   10:26 Diperbarui: 23 Juni 2024   11:32 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Banyak sekali orang mudah stres karena hal-hal yang setelah diamati lebih dalam ternyata sebenarnya itu bukan masalah yang besar. Banyak sekali orang kelihatan sibuk untuk menyelesaikan masalah, tapi pada kenyataannya dia hanya hidup dari drama yang satu ke drama berikutnya. 

Kita memang mudah sekali terbakar atau tersulut emosi kita atas nama harga diri yang kadang harga diri itu dipakai pada tempat yang salah. Padahal sebenarnya itu masalah yang kecil, tapi kemudian menjadi masalah yang besar. Contohnya, ketika kita di jalan kita disalib mobil kita yang sebenarnya itu hanya membuat kita kaget, darah kita mendidih, dan enggak terima. Dan kita kayaknya berhak marah terhadap apa yang dia lakukan. 

Kita pun sudah mengebayangin ketengkaran yang terjadi itu seperti apa. Kita itu merasa bahwa harga diri kita itu kayaknya itu sudah diinjak-injak karena dia sudah menyaliip kendaraan kita. Pertanyaannya adalah, apakah setelah disalib itu harga diri kita terlukai? Kan enggak. 

Juga, kalau dari sisi positifnya, siapa tahu dia mungkin ada urusan yang mendadak sehingga dia ingin cepat-cepat. Mungkin dia lagi kebelet supaya bisa cepat sampai ke rumah. Kalau kita berpikir dari sisi positif, Insyaallah, orang yang nyalip dengan alasan apapun itu tidak akan jadi masalah salah bagi kita.

Dalam hidup ini, setiap hari kita memang tidak bisa menghindari hal-hal kecil seperti mungkin antrian yang membosankan, mendengarkan komplain dari customer, bos yang sering marah-marah, karyawan kerjanya yang enggak becus, atau yang lain sebagainya. Kita bisa kok memilah-milah sebuah masalah menjadi apakah itu masalah besar atau itu masalah kecil. 

Misalnya, nih, ada tamu tetangga yang parkir mobil di depan rumah kita. Ini jadi masalah enggak ya? Sebenarnya enggak, kalau memang mobil tersebut tidak menghalangi jalan mobil kita untuk keluar. Masalah itu kan cuma dalam pikiran kita saja. Akhirnya kita marah, kita bete sendiri, yang seharusnya itu enggak jadi masalah, ya jadi masalah lagi. 

Sebenarnya, kalau kita mau ikhlas, dia parkir di depan rumah kita, sebenarnya kita bisa dapat pahala kok. Ketika kita mau memudahkan urusan orang, Insyaallah, Allah akan memudahkan urusan kita juga. Semua masalah kecil enggak akan sampai membebani pikiran kita kalau kita enggak belajar untuk enggak memusingkan hal-hal kecil tersebut yang bikin energi kita terkuras. Jangan sampai hal-hal kecil itu bisa membuat kita kehilangan berkah dan tidak menikmati perjalanan dalam hidup kita.

Masalah hidup kita ini sudah banyak, jangan bikin-bikin masalah lagiah. Belajar mengendalikan diri, belajar mengendalikan pikiran kita dari hal-hal yang kecil, maka kita akan menemukan energi kita akan jauh lebih bermanfaat kalau digunakan untuk menjadi orang yang lebih baik. Dan lemah lembut, pakai harga diri kita pada tempat yang semestinya, jangan diobral, jangan suka marah-marah terhadap sesuatu yang harusnya kita tidak marah-marah. 

Memang, kita harus bisa menerima bahwa hidup itu enggak selamanya bisa adil. Memang, kita harus bisa menerima bahwa hidup itu enggak selalu menyenangkan. Dan tahu enggak, ketika kita mau terima itu, Insyaallah, kita akan memiliki perasaan yang jarang dipunyai orang di zaman sekarang ini, yaitu apa, perasaan ikhlas. 

Membuat sesuatu untuk hidup ini butuh energi, marah itu butuh energi, khawatir itu butuh energi, kesal itu butuh energi. Dan kebayang ya, ketika energi itu kita gunakan semua untuk hal-halnya tersebut, kita gunakan untuk marah, kita gunakan untuk kesal, khawatir, maka tidak ada lagi energi yang tersisa untuk melakukan hal-hal yang terbaik dalam hidup ini. 

Kita mau pilih yang mana, habisin energi untuk hal-hal yang bermanfaat, misalnya untuk fokus mengejar goals kita, atau kita cuman pakai energi kita itu untuk marah, khawatir, ngambek, dan lain sebagainya. Energi kita itu terbatas loh, jadi ngerti kan kenapa banyak orang yang tidak bisa membuat karya terbaik dalam hidupnya? Ya, karena tadi energinya habis untuk hal-hal konyol, hal-hal yang tidak perlu. Melihat berita tentang perselingkuhan artis di media sosial, pikiran kita itu langsung ke mana-mana. 

Jangan-jangan suami kita nih seperti itu, jangan-jangan istri kita nih seperti itu. Bukan cuman pikiran kita yang terkuras, tapi jari kita pun ikut kerja di kolom komentar. Kolom komentar tidak berhenti sampai di situ, bahkan mulut kita pun ikut membahas ini, bahkan sampai berhari-hari. Kebayang ya, betapa konyolnya diri kita ketika yang tadinya kita biasa-biasa saja, karena mendengar berita tersebut, akhirnya rumah kita pun menjadi imbasnya dari masalah orang lain, seolah-olah kita mengizinkan pertempurannya orang lain masuk ke rumah kita. 

Habis energi beneran, tidak ada orang yang sempurna, jadi berhentilah untuk menjadi manusia yang sempurna atau perfeksionis. Keindahan hidup itu bisa kita dapatkan dalam ketidaksempurnaan. Orang yang perfeksionis cenderung hidupnya itu tidak tentram. Keinginan untuk menjadi sempurna itu bertentangan dengan keinginan untuk mendapatkan ketenangan batin. 

Bukannya merasa puas atau bersyukur, dia terpaku terhadap hal-hal yang masih kurang. Kalau kita terus melakukan hal ini, kita akan selalu berhadapan dengan rasa kecewa dan enggak puas karena ketidaksempurnaan. Sampai kapan pun tidak akan bisa kita lenyapkan lemari yang berantakan, goresan yang ada di mobil, penolakannya orang lain, presentasi yang enggak sempurna, berat badan yang enggak ideal adalah contoh ketidaksempurnaan yang selalu mampir dalam hidup kita.

Kalau kita selalu meributkan ketidaksempurnaan itu, kita semakin jauh dari diri kita yang harusnya bisa baik hati dan lemah lembut. Enggak perlu menuntut kesempurnaan dalam segala aktivitas. Pada kenyataannya, hidup ini itu jarang berjalan seperti apa yang kita harapkan. 

Dan orang lain juga jarang bersikap seperti apa yang kita harapkan. Dalam perjalanan waktu, ada aspek-aspek dalam hidup ini yang kita sukai, dan pasti ada juga yang kita tidak sukai. Kita itu hidup tidak lepas dari pertempuran-pertempuran. Kita itu hidup itu selalu dari masalah yang satu ke masalah yang lainnya, dan itu tidak akan pernah selesai. 

Tapi kita bisa memilih loh untuk memutuskan pertempuran mana yang layak kita perjuangkan, dan pertempuran mana yang alangkah baiknya kita cuekin saja. Sangat bijak jika satu goresan di mobil tidak menjadikan kepala kita stres. Makanya, cara yang lebih menentramkan dalam hidup ini adalah memutuskan secara sadar pertempuran mana yang layak diperjuangkan, dan pertempuran mana yang lebih baik ditinggalkan. 

Enggak semua masalah harusnya menjadi masalah kita. Ketika emosi kita memuncak, marah kita memuncak karena mungkin kita terlibat masalah, cobalah untuk berhenti berpikir terlalu keras dan terimalah keadaan yang mungkin itu di luar kendali kita. Tidak semua orang harus menuruti kita. Ingat, kita bukan pusat semesta. Jangan mendiskriminasi orang lain untuk menerima kita apapun keadaan kita. Hidup tidak selamanya baik-baik saja. 

Hidup tidak selalu tentang kita, jadi siapkan diri kita untuk menerima hal yang ada di luar kendali kita. Tidak semua orang bertanggung jawab untuk memuaskan ego kita. Mari mulai berhenti untuk membesar-besarkan masalah, karena berhenti membesar-besarkan masalah adalah bentuk sebuah kebijaksanaan. 

Terkadang membesar-besarkan masalah hanya akan membuat kita makin terjebak dalam kegelisahan dan ketidakbahagiaan. Biarkan pikiran kita bersih dan hati kita tenang, sehingga kita dapat menemukan arti damai yang sesungguhnya. Ketika kita berhenti membesar-besarkan masalah, kita memberi ruang pada kebahagiaan untuk masuk ke dalam hidup kita. 

Kehidupan ini terlalu singkat untuk kita habiskan hanya untuk kecemasan dan kepahitan. Ingatlah bahwa setiap masalah memiliki batas waktu. Apapun yang terjadi ini hanyalah bagian dari perjalanan hidup kita. Apapun pekerjaan kita, enggak ada loh yang lebih penting dari rasa bahagia dan ketenangan batin kita, serta ketenangan dan kebahagiaan orang-orang yang kita sayangi. 

Tujuan hidup ini bukan hanya menyelesaikan semua tugas yang dibebani, tapi tujuannya adalah menikmati segala pekerjaan kita dan merasakan hidup ini dengan penuh kasih sayang.

Jadi mari kita berhenti membesar-besarkan masalah dan mulai menikmati semua keajaiban hidup ini. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun