"saya Tejo, tadi siang pak Usman berkunjung ke rumah saya, dan beliau menitip pesan ke istri saya, katanya saya suruh ke sini selekas pulang kerja pak" pak Tejo menjelaskan ke pak Sapam.
"oh, baik pak Tejo, mari-mari, saya sudah dipesan juga, ternyata bapak tamu dari pak Usman yang ditunggu-tunggu.
"baik pak" jawab pak Usman datar.
Keduanya menghampiri pintu utama rumah besar tersebut, dan pak Tejo akhirnya berjumpa langsung dengan pak Usman yang masih menggunakan pakaian sarung dan pecinya, sepertinya, pak Usman baru selesai melaksanakan shalat isya.
"eh, pak Tejo, terima kasih sudah mau memenuhi panggilan berkunjung ke rumah saya" pak Usman senang, sembari menjaba tangan.
"Alhamdulillah, ia pak, selagi ada waktu, saya coba sempatkan untuk memenuhi panggilan bapak," pak Tejo tersenyum.
Rupanya pak Usman terlihat ramah dan murah senyum, tidak seperti orang kaya pada umumnya, yang memiliki rasa tinggi hati.
"pak mohon maaf, sebelumnya saya memanggil bapak untuk berkunjung ke rumah saya dalam rangka menawarkan pekerjaan di bidang pertanian, karena selama ini, saya belum menemukan karyawan yang ahli dalam mengelolah ladang sawah saya yang luas itu, dengan senang hati jika pak Tejo mau bekerja di ladang sawah saya" pak Usman menjelaskan dengan serius tapi santai.
"wah, Alhamdulillah, terima kasih banyak tawarannya pak, saya senang hati menerima tawaran bapak" pak Tejo merasa senang mendapatkan kesempatan emas.
Keduanya sepakat, pak Tejo langsung pulang setelah pak Usman ada panggilan dari kantornya.
"Sayang, tadi saya ke pak Usman, saya lihat tidak ada yang aneh dari beliau" sesampai di rumah pak Tejo memberitahukan ke bu Sari.