Ibu Diki terharu, melihat anaknya yang memiliki keterbatasan, akan tetapi teman-teman barunya mau merangkul dalam kebersamaan, tanpa memilah siapa diri Diki sebenernya. Diki sangat senang dan selalu tersenyum mendapatkan teman-temna bagaikan malaikat yang dikirim oleh Tuhan. Kekompakan berlahan dibangun untuk menciptakan rasa kasih antar sesama dalam cinta karena Tuhan.
"ini siapa?" Tanya Diki di sebelahnya.
"Aku Refa" jawab teman barunya.
Perkenalan demi perkenalan Diki lakukan, untuk mengenali suara-suara teman-teman barunya. Ada Dimas, Refa, Daffa, Fadhil dan yang lainnya.
Ibu Diki melihat dari kejauhan, bersyukur bahwa Anaknya mulai aktif untuk bergaul dalam lingkungan sekitarnya.
"Ya Allah berkahi siapa-siapa saja yang mau berteman dengan Diki dalam keihklasan" doa ibu Diki dalam hati.
Sebelum dan sesudah Diki masuk kampus, ibu Diki selalu mendoakan, agar Diki mendapatkan teman-teman perjalanan yang akan selalu menemani selama belajar.
Pelajaran yang bisa diambil dari cerita di atas adalah setiap ada tekat dan impian yang diinginkan, Pasti Tuhan akan mengabulkan  keinginannya, dengan kunci doa dan usaha harus diimbangi. Keterbatasan bukan jadi halangan untuk menuntut ilmu Tuhan yang sangat luas dan mendalam. Setiap orang diwajibkan untuk menuntut ilmu, sebagai bekal masa depan yang lebih cerah. Jangan pernah kawatir, di manapun kita berada pasti ada saja pertolongan Tuhan melalui tangan-tangan orang yang dipilihnya termasuk teman dalam  menuntut ilmu.
,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H