Penulis : Tio Aiga Sitorus dan Prof. Dr. Rosmawaty Harahap, M.Pd.,
Bahasa
Bahasa yang baik adalah bahasa yang disampaikan dengan pola kesantunan yang baik.
Bahasa sebagai alat komunikasi seseorang untuk dapat menyampaikan aspirasi yang dipikirkan dan di rasakan, sehingga memiliki peran salah satunya untuk menyatakan segala sesuatu yang tersirat dalam benak kita.Â
Salah satu fungsi bahasa yang lain adalah untuk memengaruhi tingkah laku atau tindak-tanduk orang lain. Melalui penggunaan bahasa yang telah diucapkan oleh penutur, diharapkan dapat mempengaruhi perilaku lawan tutur baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Dalam bahasa terdapat berbagai norma kebudayaan yang mengatur tentang perilaku kebahasaan anggota masyarakatnya. Oleh sebab itu, fenomena pelanggaran penggunaan bahasa harus dipahami dengan memperhatikan konteksnya.
Sarkasme
Sarkasme merupakan acuan memiliki kandungan kegetiran dan ejekan kasar. Sindiran sarkasme yang jelas yaitu sindirantersebut dapat menyakiti seseorang dan tidak enak untuk didengar. Kata sarkasme berasal dari Yunani sarkasmos, yang berarti merobek-robek daging seperti anjing, menggigit bibir karena marah, atau berbicara dengan kepahitan (Keraf, 2010:144). Sedangkan Waridah mengungkapkan (2016: 372) sarkasme mengandung kekasaran.
Terdapat contoh sarkasme. Mulutmu harimaumu. Mulut memiliki maksud aindra pengucap manusia untuk berbicara, dan harimau merupakan binatang yang buas. Hal tersebut dapat diartikan apabila berbicara kita dianjurkan dengan berhati-hati untuk mengontrol pembicaraan, karena yang akan kita ungkapkan dapat menjatuhkan citra diri dan menjadikan kesan kurang baik di hadapan orang lain.Â
Contoh di atas menunjukan, mulut orang disamakan dengan hewan yaitu harimau, dengan kata yang digunakan bisa menjatuhkan kepribadianya sendiri di depan orang lain. Bisa disimpulkan bahwa gaya bahasa sarkasme yaitu sindiran kasar pada seseorang yang memiliki makna kepahitan dan celaan untuk memperlihatkan rasa marah atau kritikan.
Terdapat contoh sarkasme. Mulutmu harimaumu. Mulut memiliki maksud aindra pengucap manusia untuk berbicara, dan harimau merupakan binatang yang buas. Hal tersebut dapat diartikan apabila berbicara kita dianjurkan dengan berhati-hati untuk mengontrol pembicaraan, karena yang akan kita ungkapkan dapat menjatuhkan citra diri dan menjadikan kesan kurang baik di hadapan orang lain.Â
Contoh di atas menunjukan, mulut orang disamakan dengan hewan yaitu harimau, dengan kata yang digunakan bisa menjatuhkan kepribadianya sendiri di depan orang lain. Bisa disimpulkan bahwa gaya bahasa sarkasme yaitu sindiran kasar pada seseorang yang memiliki makna kepahitan dan celaan untuk memperlihatkan rasa marah atau kritikan. Sarkasme juga mengandung ejekan di dalamnya, bahkan sering ditemukan olokan serta kata kasar yang sangat tidak enak apabila seseorang yang ditujukan mengetahuinya.