Mohon tunggu...
Tio Syahputra
Tio Syahputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Gue Tio Syahputra biasa di panggil Tio hobi gue nonton film,main game,dan nonton konser.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lagu yang Menghubungkan

22 November 2024   23:16 Diperbarui: 22 November 2024   23:16 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi itu, di sebuah kafe kecil di Jakarta, Yudi sedang duduk di sudut ruangan. Ia memesan secangkir kopi dan membuka laptopnya. Matanya yang lelah menatap layar, mencoba fokus pada tugas yang belum selesai. Namun, pikirannya melayang. Ia teringat pada sesuatu yang sudah lama terlupakan.

Dulu, saat ia masih duduk di bangku SMA, ada satu hal yang selalu membuatnya bersemangat: JKT48. Ia ingat betul, bagaimana setiap Sabtu malam ia dan teman-temannya berkumpul di rumah untuk menonton acara TV yang menampilkan girl group itu. Mereka tidak hanya menyukai lagu-lagu JKT48, tetapi juga semangat dan persahabatan yang tercermin di atas panggung. , meski tak pernah bertemu langsung dengan para anggota, tetapi merasa dekat dengan mereka. Seperti Yudi ada ikatan yang tak terucapkan melalui setiap lagu yang dinyanyikan.

Namun, seiring berjalannya waktu, kesibukan kuliah dan kehidupan sehari-hari membuat Yudi menjauh dari dunia yang pernah begitu berarti itu. Meskipun ia masih mendengar lagu-lagu JKT48 sesekali, namun rasa itu sudah mulai memudar. Kini, di tengah hari yang cerah dan kopi yang perlahan mendingin, Yudi merasa ada yang hilang.

"Kenapa aku berhenti mendengarkan mereka?" tanya Yudi pada dirinya sendiri, lalu membuka playlist favoritnya di Youtube. Salah satu lagu yang ia cari langsung muncul di layar: Heavy Rotation. Lagu itu begitu khas, penuh energi, dan mengingatkan Yudi pada masa-masa muda yang penuh dengan harapan dan impian.

Lalu dia menekan musik yang ingin di dengar dan musik itu pun mengalun. Begitu lagu dimulai, Yudi seakan terbawa ke dalam kenangan. Ia ingat betul, dulu ia selalu bernyanyi bersama teman-temannya, menirukan gerakan dance yang mereka lihat di video. Rasanya seperti baru kemarin ia suka dengan JKT48.

Di saat lagu itu memasuki bagian refrein, tiba-tiba ada suara yang membuat Yudi terkejut.

"Jadi kamu masih suka dengan JKT48?" tanya seseorang dari arah belakang.

Yudi menoleh. Ternyata, yang menyapanya adalah Dita, teman lama yang juga merupakan penggemar JKT48. Dita menghampiri Yudi.

"Duh, kok kamu bisa tahu? Eh, kamu juga masih suka JKT48 ya?" tanya Yudi, sedikit canggung.

Dita mengangguk, lalu mengambil kursi dan duduk di hadapan Yudi. "Iya, JKT48 itu segalanya buat aku, Yud. Ya Walaupun udah lama nggak aktif banget, aku tetap dengerin lagu-lagu mereka. Ada sesuatu yang bikin aku merasa dekat dengan mereka, seperti teman lama yang nggak pernah pergi."

Yudi tersenyum mendengar jawaban Dita. Tanpa sadar, ia merasa lega,dan merasa kembali ke masa-masa ia mengenal JKT48.

"Kamu tahu nggak sih, Yud, kadang kita bisa merasa jauh banget dari sesuatu yang kita sukai karena dilupakan oleh kesibukan kita. Tapi, hal-hal seperti ini, yang sederhana---dengerin lagu yang pernah bikin kita senang---bisa jadi pengingat kalau kita nggak pernah benar-benar jauh dari itu," tambah Dita bijak.

Yudi terdiam sejenak, merenung. Kata-kata Dita membuatnya berpikir bahwa mungkin, JKT48 bukan hanya sekadar grup musik atau sekadar nostalgia masa lalu. Mereka adalah bagian dari perjalanan hidup yang mengingatkan Yudi untuk tidak melupakan hal-hal kecil yang memberi kebahagiaan, meskipun waktu terus berjalan.

"Bener juga, Dit. Mungkin aku memang harus lebih sering dengerin lagu-lagu mereka lagi," ujar Aria sambil tersenyum.

Mereka pun kembali mendengarkan lagu itu bersama, mengingat kenangan lama, berbicara tentang konser-konser yang pernah mereka datangi, dan berbagi cerita tentang hidup masing-masing. Hari itu, mereka merasa terhubung kembali, tidak hanya dengan musik JKT48, tetapi juga dengan persahabatan yang mereka jaga meskipun terpisah waktu dan jarak.

Sambil menikmati kopi dan berbincang, Aria merasa bahwa hidup memang terus berubah, tapi ada hal-hal yang tetap ada---seperti lagu-lagu yang menghubungkan mereka, dan kenangan yang tak pernah hilang.

Di luar jendela kafe, langit Jakarta semakin cerah, seolah memberikan tanda untuk mereka pulang ke rumanya masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun