Malam ini, setumpuk sajak
menemani tidurku yang runyam
merindukan segala ketenangan
puisi yang tak karuan
adalah wajahmu
raib dari mata dan lekat
dalam ingatan
Â
Kau dengan segala kata
terbaca tanpa konsonan
"A" berkepanjangan mewakili jerit parauku
"I" tak berkesudahan adalah tangisku
"U" keluhan rasa sakit masih di ulu hati
"E" adalah kejutan fakta tentang kau
"O" hanya o yang bisa kukatakan
kesedihan berputar-putar tanpa ujung
saat kutau kau hanya datang
menanam puisi begitu subur
setelah hampir berbuah matang
kau babat habis pohon puisiku
kemudian layu, gugur, membusuk,
mati...
Â
kau dengan segala lakumu
kegilaanku mengartikan
tanda baca dalam tuturmu
sebenarnya tidak ada tanda hubung
hanya tanda elipsis  yang begitu panjang
tanpa titik dan ditutup tanya
Â
Sadarlah...
kau siapa?
Â
Banyumas, 2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI