Tradisi religius Semana Santa di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, sudah tersiar jauh, baik di dalam maupun luar negeri. Menyedot perhatian wisatawan dan peziarah untuk datang ke kota yang dijuluki kota Reinha, yang artinya kota yang senantiasa dilindungi Bunda Maria.
Setelah absen selama tiga tahun berturut-turut akibat pandemi Covid-19, kini perayaan Semana Santa kembali digelar tahun ini. Diperkirakan diikuti sebanyak 6.000 peziarah yang datang dari berbagai daerah.
Prosesi Semana Santa tahun 2023 Â jatuh pada tanggal 7 April. Merupakan rangkaian perayaan masa Prapaskah bagi umat Katolik di wilayah itu, yang digelar setiap tahun sejak abad ke-16.
Merupakan warisan bangsa Portugis yang datang membawa misi penyebaran agama Katolik, juga berdagang cendana di Nusa Tenggara Timur.
Secara keseluruhan ritual keagamaan itu terdiri dari Minggu Palma, Rabu Trewa, Kamis Putih, Jumat Agung/Sesta Vera, Sabtu Santo/Suci, dan Minggu Paskah.
Sejarah mencatat perkembangan gereja katolik sejak kedatangan bangsa Portugis tahun 1511, khususnya Indonesia bagian timur. Banyak bukti peninggalan Portugis di wilayah Kabupaten Flores Timur (Larantuka, Solor, dan Adonara).
Dari sekian banyak tempat yang pernah merekam jejak bangsa Portugis, di Desa Wureh, Pulau Adonara tersimpan berbagai benda-benda peninggalannya. Bahkan masyarakat setempat masih menjalankan dan mempertahankan tradisi religius peninggalan bangsa Portugis.
Para peziarah tidak hanya berbondong-bondong ke Kota Larantuka, tetapi juga mengunjungi Desa Wureh di Kecamatan Adonara Barat. Berziarah ke Wureh merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan menuju acara puncak prosesi Semana Santa di Larantuka.
Untuk bisa sampai di sana, jika dari Larantuka para peziarah menggunakan perahu motor yang telah disiapkan oleh panitia di penyebrangan Pantepalo, Kelurahan Sarotari. Lama perjalanan hanya butuh waktu kurang lebih 10 menit.