Mohon tunggu...
Tini Siniati Koesno
Tini Siniati Koesno Mohon Tunggu... Human Resources - fokus kepada Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Inovasi dan Standar Instrumen Pertanian

bekerja di Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Strategi Optimalkan Ruang dan Waktu untuk Penuhi Pasokan Pangan Nasional

4 Juli 2022   23:58 Diperbarui: 5 Juli 2022   00:26 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia menargetkan luas tanam sekitar 10,5 juta hektar dan luas panen sekitar 10 juta itu hektar terdiri dari berbagai agroekosistem atau tipe lahan sawah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesi.  Bersamaan dengan penerapan IP 400, akan mendorong menggunakan varietas-varietas unggul baru dan genjah (umur pendek) atau VUG yang berpotensi hasil tinggi.  Saat ini banyak jenis-jenis varietas padi unggul yang produksinya sampai dengan 10 ton per hektar.

Ade Supriatna dalam publikasi yang dimuat di Agrin Vol. 16, No. 1, April 2012, Upaya introduksi teknologi baru IP Padi 400 ke lokasi sasaran pengembangan sampai mampu diadopsi oleh petani bukan merupakan upaya mudah. 

Terlebih dulu diperlukan beberapa langkah persiapan, mengetahui kondisi biofisik, social ekonomi dan teknologi eksisting yang selama ini diterapkan oleh petani.  Informasi tersebut merupakan dasar untuk melakukan rekayasa teknologi dan rekayasa sosial supaya tercipta kondisi kondusif sesuai persyaratan yang dibutuhkan dalam pengembangan IP Padi 400.

Rekayasa teknologi IP Padi 400 mencakup enam aspek, yaitu penggunaan VUG berumur 90-104 hari, berproduksi tinggi, teknologi hemat air, tanam benih langsung, persemaian culikan, dan pengembangan sistem monitoring dini (BB Padi, 2009). 

Dalam melakukan rekayasa teknologi, terlebih dahulu perlu diketahui keragaan teknologi yang sedang diterapkan oleh petani (eksisting technology), terutama pola tanam, teknik budidaya, dan kelayakan usahatani.

Pada acara bimbingan teknis dan seminar channel Propaktani, Dr. Suwandi, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, berulang kali menyampaikan bahwa tanam padi IP 400 bukanlah proyek, namun lebih kepada gerakan menanam padi dengan sistem IP 400 ini nanti bisa menjadi gerakan yang masif dan bisa mengatasi bahkan bisa meningkatkan surplus beras kita sehingga keinginan pak menteri untuk bisa mengekspor beras itu bisa segera terwujud.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun