Mohon tunggu...
Ngatini
Ngatini Mohon Tunggu... Petani - Agroteknologi UST 2017

Pertanian-Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Si Mbranang Wangi! Beras Merah Pulen Banyak Nutrisi

13 Desember 2021   12:00 Diperbarui: 13 Desember 2021   12:03 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beras Merah Wangi, sumber foto: Afriana Putri

Penelitian yang dilakukan oleh Harvard School of Public menunjukkan bahwa semakin banyak porsi nasi putih yang dimakan setiap hari, maka makin besar peluang seseorang untuk mengidap diabetes tipe 2 (kencing manis). Sadar akan dampak negatif tersebut, banyak masyarakat beralih dari mengonsumsi nasi putih ke nasi merah yang berbahan dasar beras merah.

Satu hal yang menjadi permasalahan yaitu beras merah umumnya bertekstur keras sehingga harus direndam terlebih dahulu jika memasaknya menggunakan rice cooker agar nasi yang dihasilkan pulen. Sebenarnya bisa saja beras tersebut dimasak secara tradisional yaitu dengan dikukus. Akan tetapi cara ini memakan waktu lama. Dari proses pencucian beras sampai menjadi nasi setidaknya dibutuhkan waktu selama 45 menit hingga satu jam. Namun jangan khawatir. Saat ini telah ditemukan Beras Merah Pulen dan Wangi. Kita bisa memasak dalam rice cooker tanpa proses perendaman terlebih dahulu. Perbandingan beras dengan air yaitu 1:2.

Mbranang Wangi namanya. Varietas padi merah itu ditemukan oleh Ir. Arief Budiman, alumni Fakultas Pertanian UGM. Beliau mengatakan bahwa padi merah itu merupakan hasil persilangan antara Varietas Sintanur dengan Merah Mawar (Sawangan). Sintanur dikenal sebagai padi yang wangi dan pulen. Sintanur dilepas pada zaman presiden Gus Dur dan diambil dari nama istri beliau yaitu Sinta Nuriah. Beras Merah Mawar disukai karena rasanya cukup enak meski tidak pulen dan wangi.

"Dulu saya tanam bersamaan antara Varietas Merah Mawar (Sawangan) dengan Sintanur karena ingin beras merah yang wangi. Mbranang Wangi merupakan nama yang tak sematkan pada galur saya ini," ungkap pak Arief.

Selain menemukan varietas padi Mbranang Wangi, Ir. Arief Budiman juga mendirikan Entepreneur Agriculture Clinic (AEC) atau Kewirausahaan Klinik Pertanian. Beliau juga mengembangkan metode tanam baru yaitu Metode Tapak Macan. Metode Tapak Macan adalah metode pengembangan benih padi varietas baru dan menggunakan pupuk organik dalam budidayanya.

Apa keunggulan beras Merah Mbranang Wangi?        

Selain pulen dan wangi, beras tersebut bebas dari kandungan pestisida. Berdasarkan uji lab Pusat Studi Pangan dan Gizi, UGM, No.PS/317/IX/2016&PS/344/IX/2016, Beras Merah Wangi mengandung Antosianin 80% ppm. Senyawa tersebut bermanfaat untuk:

Sebagai antioksidan mencegah aterosklerosis

Mengoksidasi lemak jahat

Merelaksasi pembuluh darah, mencegah kardiovaskuler

Mencegah penyakit neurologis

Sebagai senyawa anti inflamasi, melindungi otak dari kerusakan

Mencegah obesitas dan diabetes

Menghambat sel tumor

Berguna bagi kesehatan mata dan retina

Beras Merah Organik itu dihasilkan dari persawahan lereng Gunung Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah atas binaan lembaga Agriculture Entepreneur Clinics (AEC).

Penemuan ini tentunya memberikan peluang bagi Indonesia. Di bidang pertanian, inovasi tersebut dapat diterapkan dan dikembangkan guna mencapai Ketahanan Pangan Nasional. Apalagi di negeri ini banyak yang beranggapan bahwa Belum Kenyang kalau belum Makan Nasi.

Di bidang kesehatan, hasil uji lab tersebut dapat dijadikan dasar untuk melakukan riset lanjutan guna mengetahui efektifitas senyawa antosianin dalam mencegah berbagai macam penyakit. Seperti yang tercantum dalam hasil uji lab di atas.

Penulis: Ngatini, S.P.

Sekolah Tani Muda (Sektimuda)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun