Kerajaan Majapahit, yang didirikan oleh Raden Wijaya pada tahun 1293 M, muncul setelah runtuhnya Kerajaan Singasari akibat pemberontakan yang dipimpin oleh Jayakatwang, Adipati Kediri. Raden Wijaya, sebagai menantu Kertanegara, raja terakhir Singasari, terpaksa melarikan diri ketika serangan Jayakatwang terjadi. Dalam pelarian, ia mendapatkan dukungan dari Arya Wiraraja, Adipati Madura, yang memberikan akses bagi Raden Wijaya untuk mengumpulkan kekuatan dan merencanakan strategi melawan musuhnya.
Dengan bantuan pasukan Mongol yang dikirim oleh Kubilai Khan, Raden Wijaya berhasil mengalahkan Jayakatwang. Kesempatan ini dimanfaatkan untuk mendirikan kerajaan baru di Trowulan, Jawa Timur. Nama "Majapahit" diambil dari buah maja yang tumbuh di daerah tersebut. Buah ini dikenal dengan rasa pahitnya, yang secara simbolis merepresentasikan pengalaman pahit yang dilalui Raden Wijaya selama proses pendirian kerajaannya.
Pada tanggal 10 November 1293, Raden Wijaya resmi dinobatkan sebagai raja pertama Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Tanggal ini kemudian diakui sebagai hari lahir Kerajaan Majapahit. Selama masa pemerintahannya, Raden Wijaya menghadapi berbagai tantangan, termasuk pemberontakan dari sejumlah orang kepercayaannya. Meskipun demikian, ia berhasil mempertahankan kekuasaan dan membangun fondasi yang kuat untuk kerajaannya, menjadikan Majapahit sebagai salah satu kerajaan terbesar di Nusantara yang dikenal dengan kejayaan budaya dan politiknya.
Masa Kejayaan.
Puncak kejayaan Kerajaan Majapahit terjadi pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, yang memerintah dari tahun 1350 hingga 1389 M. Di bawah kepemimpinan Hayam Wuruk, kerajaan ini mencapai kemajuan yang luar biasa, didukung oleh patih yang sangat berpengaruh, Gajah Mada. Gajah Mada, seorang patih yang ambisius dan berbakat, memiliki cita-cita yang besar untuk menyatukan Nusantara di bawah satu atap. Ia dikenal dengan kebijaksanaannya dalam memimpin serta strateginya dalam melakukan ekspansi wilayah.
Salah satu momen penting dalam sejarah Majapahit adalah Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Gajah Mada. Dalam sumpah tersebut, ia berjanji untuk tidak menikmati santapan hingga berhasil menaklukkan seluruh Nusantara. Janji ini mencerminkan tekad dan semangat Gajah Mada untuk membawa Majapahit menjadi kekuatan yang dominan di wilayah tersebut. Sumpah Palapa ini juga menjadi pendorong bagi seluruh rakyat Majapahit untuk bersatu dalam menghadapi tantangan dan memperluas wilayah kerajaan.
Di bawah kepemimpinan Hayam Wuruk dan Gajah Mada, Majapahit berhasil menguasai banyak daerah, termasuk Bali, Sumatra, dan sebagian Kalimantan. Ekspansi ini tidak hanya memperluas wilayah kekuasaan, tetapi juga memperkaya kebudayaan dan perdagangan di Majapahit. Kerajaan ini menjadi pusat perdagangan yang ramai, menjalin hubungan dengan berbagai bangsa, dan memperkenalkan kebudayaan serta nilai-nilai yang mendalam.
Kehidupan Masyarakat.
Majapahit sangat dipengaruhi oleh agama Hindu-Buddha, yang menjadi landasan budaya dan spiritual mereka. Agama ini tercermin dalam arsitektur megah yang dibangun pada masa itu, dengan candi-candi seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan sebagai bukti kemegahan serta pengaruh religius yang mendalam. Candi Borobudur, yang terkenal dengan relief dan stupa-stupanya, mencerminkan ajaran Buddha, sementara Candi Prambanan menggambarkan keagungan agama Hindu.
Majapahit juga dikenal sebagai pusat perdagangan yang ramai. Letak geografisnya yang strategis menjadikannya jalur penting bagi perdagangan rempah-rempah, hasil bumi, dan berbagai produk lainnya. Pedagang dari berbagai bangsa, termasuk Tiongkok, India, dan Arab, datang untuk melakukan transaksi di pelabuhan-pelabuhan Majapahit. Perdagangan ini tidak hanya membawa kekayaan bagi kerajaan tetapi juga memperkaya budaya masyarakat dengan pertukaran ide, teknologi, dan tradisi.
Kehidupan sehari-hari masyarakat Majapahit dipenuhi dengan aktivitas yang mencerminkan kekayaan budaya dan ekonomi mereka. Mereka mengandalkan pertanian sebagai sumber utama kehidupan, dengan padi sebagai tanaman pokok. Selain itu, kerajinan tangan seperti batik, anyaman, dan perhiasan juga menjadi bagian penting dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.