Mohon tunggu...
Endah Sri NASTITI
Endah Sri NASTITI Mohon Tunggu... Penulis - Ibu rumah tangga yang (tidak) biasa

Perempuan Taurus yang suka menyimpan gambar, cerita, kenangan juga harapan dalam bingkai tulisan. Founder dari KaLaKia, Kampus Langit Cendekia kelas online dengan dasar ilmu digital marketing di era masa kini.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Hujan yang Kurindu

30 Januari 2020   00:31 Diperbarui: 30 Januari 2020   01:02 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat itu seorang sahabat menulis sebuah puisi tentang rasa hatinya pada seseorang. Entah mengapa puisi ini hanya disimpan, kisahnya dengan dia yang tak pernah bisa hilang dari hatinya.
Dan saya coba untuk menambah nyawa di puisi ini dan mempertebal rasa.

Kalau dibaca baris demi baris, tenang dan perlahan kita dapat merasakannya.

Hujan Yang Kurindu

Senja diujung Timur,
gelap menggantung,
awan berselimut malam
mentari menyelusup dibalik kelam

Tampak air langit mendekap bumi
teringat aku pada waktu lalu
sosok wajah menyapa,
sendu,
dan mendekap rindu
pada tembang hujan

Kamu adalah rindu yang sunyi,
selalu hadir diantara petir
hujan dan senja,
menghantamku bertubi-tubi...

Dan
aku tersepai
tersungkur dalam tiraimu yang menderas

Kamu adalah hujan yang kurindu,
tanpa syarat dan batas,
yang selalu mengukir cerita
di setiap senja
Walau kuterluka
Saat merinduimu,
asmarakah?

Aku berlari mendekap senja yang basah,
diantara petrikor
mencari wajahmu diantara rerumputan
mencumbui senyummu ditirai gemuruh

Dan kali ini,
Senja dalam hujan berbalut rindu
Aku teringat masa kita bertemu
Karena kamu adalah senja yang lama
pada hujan yang merindu

Ujung Timur, di sebuah masa

==========
Tersepai: berpecah menjadi kecil-kecil
Petrikor: aroma alami dari tanah saat hujan turun

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun