Mohon tunggu...
Tina kristina
Tina kristina Mohon Tunggu... Mahasiswa - TinaKristina

Fakultas Sastra Indonesia Universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Religius pada Film "Surga Yang Tak Dirindukan"

7 Januari 2022   10:59 Diperbarui: 7 Januari 2022   11:02 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nilai religius merupakan konsep mengenai penghargaan tinggi yang diberikan oleh warga masyarakat kepada beberapa masalah pokok kehidupan keagamaan yang bersifat suci sehingga dijadikan pedoman bagi tingkah laku keagamaan warga masyarakat yang

bersangkutan. Makna religius lebih luas daripada agama, karena agama terbatas pada ajaran-ajaran dan aturan-aturan berarti mengacu pada agama (ajaran) tertentu.

Religius adalah suatu sikap dan perilaku yang taat/patuh dalam menjalankan ajaran agama yang dipeluknya, bersikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta selalu menjalin kerukunan hidup antar pemeluk agama lain. (T. Ramli: 2003)

Definisi religius adalah suatu cara pandang seseorang mengenai agamanya serta bagaimana orang tersebut menggunakan keyakinan atau agamanya dalam kehidupan sehari-hari. (Earsnshaw: 2000)

Iman adalah ketundukan hati kepada kebenaran, dan patuhnya anggota tubuh dalam ketaatan. Jika pembenaran telah mantap, keyakinan akan hadir, maka seluruh potensi akan digunakan untuk yang baik, benar dan indah. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, bagi mereka adalah surge firdaus menjadi tempat tinggal. Mereka kekal didalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya.seperti kutipan novel "Surga Yang Tak Dirindukan" Karya Asma Nadia berikut ini.

"Ya Allah, duniaku bukan Cuma mas Pras. Duniaku sekarang juga milik anak-anak yang menjadi bukti kebersamaan manis yang pernah ada. Sejenak Arini menyesali diri yang telah terbawa arus kesedihan. Tapi berkaca pada mata-mata bening dihadapannya, Arini merasa pandangannya menjadi kabur. "

Kutipan diatas menunjukkan rasa iman kepada Allah, dimana Arini sedang beristighfar dan memohon ampun kepada Allah atas kesalahan yang baru saja dia lakukan. Dia menyadari akan kesalahan bahwa kehidupannya pernah bahagia bersama Pras dan tak sepantasnya dia mengeluh dan terlalu larut dalam kesedihan. 

Disini dia menyebut nama Allah dengan mendalam sebagai wujud penyesalan diri. Islam adalah agama terakhir yang diturunkan melalui kekasih-Nya Muhammad SAW. Meyakini bahwa Islam adalah agama yang dasarnya tauhid, akarnya syahadat, pohonnya iman, daunnya sholawat, buahnya dzikir, bunganya rasa syukur dan lahannya semangat. 

Rukun atau pilarpilar Islam sesuai hadist Rasulullah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda: "Islam didirikan atas lima dasar, yaitu kesaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, melaksanakan shalat, membayar zakat, memunaikan ibadah haji ke Baitullah dan puasa Ramadhan (Muhammad,_:09).

Berikut ini adalah kutipan nilai keislaman dalam novel "Surga Yang Tak Dirindukan" karya Asma Nadia.

"lelaki itu telah menjadikanku seorang muslim." Pras tampak terkejut."jadi Mei Muslim? Saya kira...?'"ya. Tapi aku tak tahu apapun.Pras terdiam, mobil sudah berhenti didepan rumah. Dari luar bisa kudengar suara A-ie memarahi pembantu rumah tangga kami. "Pras..."Lelaki itu terlengak "Ajari aku menjadi muslim yang baik." (SYTD/Islam/260)

Dalam kutipan novel "Syurga Yang Tak Dirindukan" karya Asma Nadia diatas, tampat Pras yang terkejut mengetahui kalau Mei Rose adalah seorang muslimah. Karena wajah Mei Rose yang sangat oriental jelas memperlihatkan kalau dia seorang keturunan China. Rasa terkejut Pras belum lagi hilang ditambah lagi kalau mei Rose meminta membimbingnya untuk menjadi muslim yang baik. 

Disini jelas, bahwa Mei rose adalah seorang muallaf. Muallaf adalah seseorang yang baru masuk Islam dan mempercayai agama Islam sebagai agama baru yang dia yakini, yang diwujudkan dengan pengucapan dua kalimat Syahadat. Dimana mengucapkan duak kalimat Syahadat merupakan rukun Islam yang pertama. Ihsan adalah cara bagaimana seharusnya kita beribadah kepada Allah. Rasulullah mengajarkan agar ibadah kita dilakukan dengan cara seolah kita berhadapan secara langsung dengan Allah. 

Cara ini akan membawa ibadah kita ke maqam (tingkat) yang lebih dekat kepada Allah dengan perasaan penuh harap, takut, khusyu, ridlo dan ikhlas kepada Allah. Allah SWT berfirman: Dan berbuat baiklah kalian, karena sesungguhnya Allah mencintai orangorang yang berbuat baik (QS. AlBaqarah/2: 195)

Selanjutnya kutipan novel yang mengandung nilai keihsanan adalah sebagai berikut:

"Sebagai pria, rasanya dia pun tak ingin berulah macammacam. Benteng pertahanan lain telah dibangun. Pras tak suka kesana kemari. Seusai kerja, dia hanya ingin pulang. Tak ada clubbing atau dugem. Tak perlu. Dengan kesadaran penuh lelaki itu menjaga bulat-bulat cintanya kepada Arini dan anak-anak mereka." (SYTD/Ihsan/38)

Dalam kutipan novel "Surga Yang Tak Dirindukan" karya Asma Nadia diatas jelas sekali tokoh Pras yang digambarkan pengarang adalah sosok pria yang berakhlak baik. Dimana dia adalah seorang sosok suami yang bertanggungjawa, sholeh, dan tidak pernah macam-macam apalagi dugem dan clubbing. Pengarang sengaja menampilkan sosok Pras sedemikian rupa untuk menyampaikan pesan religius nilai keihsanan aspek akhlak dan budi pekerti luhur.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada film Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia. Nilai religius  dalam film "Surga Yang Tak Dirindukan" karya Asma Nadia: Perlunya menjaga keteguhan iman, sebagai satu-satunya tuntunan hidup agar senantiasa berada di jalan Allah. 

Pentingnya senantiasa mengingat Allah baik dalam keadaan susah ataupun senang, disaat kaya ataupun saat miskin, dan disaat sehat ataupun sakit, Pentingnya mengingat kematian dan hari akhir yang pasti akan datang kepada semua mahluk yang ada di dunia ini. Dengan mengingat kematian, dan hari akhir maka kita akan hidup dengan lebih hati-hati dan senantiasa berbuat kebaikan, karena saat kita mati hanyalah amal dan perbuatan baik kita yang dapat dijadikan bekal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun