Pernahkah kita melihat burung banyak sarang? tidak bukan. Silahkan perhatian, bukankah rumah banyak yang anda miliki tidak terpakai, malahan dibiarkan kosong.Â
Jadi Tuhan menyuruh kita belajar dari burung yaitu tentang rasa cukup dan berpuas diri, jangan haus mata sehingga tidak terjebak dalam kekuatiran yang tidak perlu.
2. Burung tidak tamak materi.
Burung tidak perlu memiliki banyak uang, bagi mereka hidup ada di tangan Tuhan. Mereka tidak perlu berpikir seperti manusia, sudah memiliki 1 usaha, mau 2 lagi, lalu pengen 3, 4 dan 5. Katanya, "supaya jika 1 tidak jalan masih ada yang ke 2 atau ke 3, 4 dan 5."
Sebelum Corona, orang yang memiliki banyak usaha mendapatkan pujian, serta disebut produktif dan menjadi contoh para motivator agar meneladani mereka.Â
Akan tetapi, di zaman Corona ini, justru mereka yang tidak memiliki banyak usaha dan perusahaan justru lebih ringan dari mereka yang memiliki banyak usaha.Â
Hal itu dikarenakan, mereka yang memiliki banyak perusahaan dan karyawan tidak tahan dengan ongkos operasional yang besar. Di mana, produksi tidak jalan, omzet tidak ada, karyawan tetap harus digaji (Hal ini tentu sudah menjadi kewajiban bagi perusahaan).Â
Akan tetapi, bukan berarti semua pengusaha melakukan langkah yang salah saat membuka banyak usaha, karena ada diantara mereka juga mempunyai motivasi yang baik yaitu untuk membuka lapangan kerja. Asalkan, pengusaha tersebut tidak berfokus pada peningkatan aset dengan tujuan memberikan ketenangan hidup.Â
Seandainya mereka yang mempunyai sifat tamak, dulu bisa belajar puas dengan 1 usaha, atau paling banyak 2. Tentu saat ini kita tidak terjebak dalam masalah yang besar.Â
Oleh sebab itu, melalui peristiwa ini Tuhan ingin mengajar kita, agar tidak tamak seperti burung karena hidup kita bukan bergantung harta kita, tetapi bergantung pada Tuhan. Hidup bukan matematika tetapi unpredictable.
3. Burung mencari secukupnya untuk hari iniÂ