Mohon tunggu...
Timotiusdepangara
Timotiusdepangara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa ilmu pemerintahan

Hobi berdiskusi, berorganiasi, membaca dan berolahraga serta belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemuda sebagai Usia yang Masih Produktif

26 Oktober 2024   22:43 Diperbarui: 27 Oktober 2024   00:34 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena dengan mengecap pendidikan di institusi perguruan tinggi memungkikan usia yang produktif ditempa menjadi orang-orang yang mepunyai ilmu pengetahuan lebih baik yang disertai dengan skil yang tinggi, namun karena sulitnya mengakses sehingga imbasnya kehidupan pemuda tetap stagnan dalam kebudayaan sosial yang sangat terbelakang. 

Sementara, Data yang dikeluarkan oleh University Gajah Mada (UGM) membuktikan bahwasannya 80% orang sukses karena jalur pendidikan, selebihnya 20% bahkan hanya 10% yang bisa sukses bukan lewat jalur pendidikan seperti Bill Gate yang tidak lulusan S1, akan tetapi perlu diingat bawasannya ia sukses bukan karena ia tidak berpendidikan hanya saja minusnya ia tidak bisa menyelesaikan Gelar Serjana. 

Kedua lapangan ekonomi, sulitnya akses pemuda terhadap Lapangan pekerjaan akan menciptakan surplus pengangguran yang begitu menumpuk dan yang lainnya bekerja sebagai serabutan. Hal ini yang kemudian membuat negara ini mengalami surplus tenaga kerja yang berlimpah. 

Dan tentu saja mahasiswa juga berperan dalam menopang surplus pengangguran, yang disebabkan oleh lapangan pekerjaan yang sangat sempit, karena setiap tahun indonesia meluluskan jutaan orang yang bergelar serjana, misalakan pada 2022 indonesia meluluskan 1.842.528 sarjana, sarjana terapan, dan vokasi. Sementara itu lowongan kerja sangat sedikit.

Saya melihat kedua hal inilah yang kemudian membuat pemuda sebagai usia produktif kehilangan masa depannya, karena ruang untuk menempa diri tidak difasilitasi oleh institusi yang mempunyai tanggung jawab memfasilitasinya. 

Lalu, Pada point pertama menjadi suatu hal yang paling penting dan urgensinya sangat tinggi, karena dengan mengecap pendidikan pemuda mendapatkan peluang untuk mempunyai pola pikir yang progresif. 

Meskipun untuk mendapatkan pola pikir yang progresif tidak semata-mata melalui institusi perguruan tinggi, akan tetapi kalau kemudian dari pemuda sendiri tidak menyadari akan hal ini, maka tidak heran kalau misalkan mereka masih stagnan pada pola pikir kebudayaan terbelakang. 

Sementara itu riset UGM tahun 2019, menunjukan bawasannya mayoritas orang sukses karena melalui jalur pendidikan. Artinya bahwa berpendidikan formal ada jaminan dan kemungkinan besar kita mendapatkan pola pikir yang baik dan skil yang mempuni, dari mayoritas orang.

  • Lalu Kalau Problem Pemuda Seperti Apa Yang Harus Dilakukan?

Berbicara soal problem tentu saja mempunyai solusi. 

Sebagai pemuda yang seringkali mendapatkan tantangan-tantangan untuk mengecap pendidikan maupun untuk mendapatkan kerjaan, jangan karena hal semacam itu membuatmu gegabah apalagi merasa sangat putus asa dan apalagi melakukan tindakan anti sosial atau tindakan kriminlitas, karena tindakan semacam itu sangat tidak etis dan tidak bermoral. 

Karena itu ada satu hal yang kemudian saya tawarkan, Diantaranya sebagai berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun