Mohon tunggu...
Sony Kusumo
Sony Kusumo Mohon Tunggu... Insinyur - Menuju Indonesia Surplus

Sony Kusumo merupakan pengusaha yang peduli dengan kemajuan bangsa Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Souw Beng Kong, Kapiten Tionghoa yang Dipercaya Belanda

24 November 2021   17:26 Diperbarui: 24 November 2021   18:19 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setahun setelahnya, Souw Beng Kong pun diangkat sebagai dewan dalam College Van Schepenen. Berkat jabatan itu, dirinya pun memiliki kewenangan untuk menangkap orang Tionghoa yang dianggap bermasalah.

Tak cuma itu, dibawah kepimpinannya Kota Batavia pun kian berkembang. Di tahun 1619 hanya sekitar 400, sementara di tahun 1622 melonjak hingga mencapai 1.000 orang.

Kawasan Glodok pun berkembang pesat sebagai area perdagangan.
Jung-jung dari Tiongkok pun berhasil dialihkan dan merapat ke bandar Batavia.

Berkat jasanya dalam membangun Batavia, dirinya dihadiahi dua bidang kebun kelapa serta penjagaan untuk keamanan keluarganya yang dilakukan oleh tentara VOC.

Kembali ke Tiongkok

Kendati telah berhubungan baik dengan Belanda, Souw Beng Kong tidak terlena begitu saja dengan jabatan dan kemudahan yang dimilikinya. Seperti halnya ketika Belanda membuat aturan bahwa warga dilarang bepergian tanpa surat izin dari pemerintahan pasca kemenangannya atas konflik terhadap Sultan Agung, tentara Banten, dan Inggris sekitar tahun 1628-1629.

Ketimbang bertikai, Souw Beng Kong yang tidak menyenangi aturan tersebut malah melepas jabatannya dan memilih untuk kembali ke Tiongkok. Beberapa tahun berselang, ia kembali ke Batavia dan ternyata masih disenangi oleh pihak Belanda sehingga ia kembali masih diberikan jabatan, padahal usianya tergolong tua.

Ketika itu, ia membawahi jabatan sebagai kepala Balai Harta. Gunanya untuk mengurus harta warisan milik hartawan Tionghoa yang tidak memiliki ahli waris.

Dikarenakan usianya yang semakin senja, Souw Beng Kong pun tak lama mengemban jabatan tersebut. Lalu digantikan oleh temannya Lim Lak dan Souw Beng Kong pun meninggal pada 8 April 1644 di Tijgersgracht yang berarti Terusan Macan dan kini berganti menjadi Jalan Pos Kota.

Makamnya tak lagi terurus

Ia pun dimakamkan di sekitar kawasan Jalan Pangeran Jayakarta, Sawah Besar, Jakarta Barat. Tepatnya terletak di dalam sebuah gang yang bernama sama dengan dirinya, namun kini telah berganti menjadi Jalan Taruna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun