Meski tidak sampai 100 tahun berdiri, Kesultanan Demak tetap memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia. Demak merupakan kerajaan pertama yang jadi pelopor penyebaran Islam di Jawa dan juga nusantara.
Kesultanan Demak berhasil meruntuhkan Kerajaan Majapahit sekaligus mengawali perjalanan sejarah Islam di Indonesia. Raden Patah adalah tokoh dibalik keberhasilan Demak meraih kekuasan atas tanah Jawa kala itu.
Raden Patah yang kemudian menjadi raja pertama Kesultanan Demak disebut sejumlah sumber sejarah merupakan putra dari Prabu Brawijaya, seorang raja Majapahit. Menurut cerita Raden Patah dibuang ayahnya ke Palembang.
Masa kecil dari Raden Patah dihabiskan bersama ibunya yang bernama Siu Ban Ci. Memiliki darah keturunan Tionghoa membuat Raden Patah kecil sering dipanggil Jin Bun.
Jin Bun sendiri memiliki arti orang kuat, sementara Fatah atau Patah dalam nama Arab berati kemenangan. Nama Jin Bun tidak memiliki marga depan karena keturunan ayahnya merupakan orang Jawa.
Ibunda dari Raden Patah yang merupakan selir dari Raja Majapahit konon diusir oleh ratu asal Campa. Sang ratu merasa cemburu dan meminta raja untuk membuangnya dari kerajaan.
Pindah ke Palembang, ibu dari Raden Patah dinikahi oleh Aryo Damar yang kala itu jadi penguasa Palembang. Bersama Aryo Damar, Siu Ban Ci memiliki anak yang bernama Raden Kusen.
Raden Kusen kemudian menemani Raden Patah merantau ke Pulau Jawa untuk menghindar dari ayahnya. Saat itu Raden Patah diminta ayahnya menjadi bupati Palembang namun menolak.
Baca juga: Raden Patah, Penghancur Kerajaan Hindu-Buddha Terakhir di Nusantara, Siapakah Dia?
Tinggal di Pulau Jawa kemampuan dari Raden Patah terus berkembang hingga membuat Majapahit kuatir. Dirinya membuka hutan Glagahwangi untuk dijadikan sebuah pesantren.
Tidak hanya itu, Raden Patah juga sempat belajar agama Islam dari Sunan Ampel di Surabaya. Ilmu agama yang didapatnya itu kemudian digunakan oleh Raden Patah untuk mengajar pesantren.
Waktu berlalu Raden Patah banyak mengalami perkembangan termasuk dengan menjadi pemimpin Kadipaten Demak. Hingga akhirnya dirinya memimpin Demak untuk melawan Majapahit.
Berdirinya Kesultanan Demak sebagai peletak dasar dari kerajaan Islam di bumi nusantara. Salah satu peninggalan Raden Patah yang hingga kini masih berdiri tegak adalah Mesjid Demak.
Mesjid Demak pula yang menjadi tempat Raden Patah dimakamkan setelah meninggal pada usia 63 tahun. Makam yang hingga kini masih ramai dikunjungi oleh banyak peziarah.
Akulturasi budaya yang panjang memang sudah dialami oleh bangsa Indonesia sejak era kerajaan. Semua berbaur satu sama lain hingga terciptanya sejarah yang menghadirkan Indonesia.
Bersama kita terus jaga bumi pertiwi, tanpa melupakan sejarah yang sudah ada. Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarahnya seperti diucapkan Bung Karno.
Oleh: Sony Kusumo
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI