Mohon tunggu...
Sony Kusumo
Sony Kusumo Mohon Tunggu... Insinyur - Menuju Indonesia Surplus

Sony Kusumo merupakan pengusaha yang peduli dengan kemajuan bangsa Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pembelajaran Indonesia dari Krisis Venezuela

5 Juli 2019   11:04 Diperbarui: 6 Juli 2019   14:39 751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misalnya : 

- Jika PPH produsen lebih rendah dari PPH importir, ini akan memicu yang tadinya importir akan berusaha menjadi produsen, dengan sendirinya  transaksi berjalan akan membaik, penciptaan tenaga kerja akan naik, semua instrumen akan membaik dan sehat.

- Jika PPH pribadi yang berpenghasilan lebih besar membayar persentasi pajak lebih besar dibanding yang  berpenghasilan lebih kecil, ini akan membuat orang untuk tidak transparan serta segan untuk bekerja keras. Harusnya yang bekerja keras atau berpenghasilan lebih diberikan semangat dengan membayar persentasi pajak lebih rendah dari yang berpenghasilan lebih rendah.

Pajak yang ideal dan mendidik seharusnya menganut sistem punishment dan reward.

4.  Incentive

Pemerintahan Hugo Chaves karena penganut paham sosialis, incentive bukannya dipakai untuk mendongkrak kreativitas dan produktifitas, malah incentive dipakai untuk mensubsidi rakyatnya. 

Rakyat terlalu dinina bobokan dengan dengan bermacam macam incentive / hadiah tanpa perlu kerja keras, sehingga kemauan rakyatnya untuk survive berkurang. Rakyat menjadi ketergantungan dengan incentive dan subsidi dari pemerintah.

5. Tergantung pada Single Source of Income

Pemerintahan Hugo Chavez terlalu bergantung kepada single source of income (minyak bumi) dan terlalu percaya diri krisis tdk mungkin bisa melibas negara kaya resources.

Ibarat pepatah don't put everything under one basket. Begitu jatuh habis semua.

6. Pemerintah Terlalu Dominan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun