Mohon tunggu...
Timotius Apriyanto
Timotius Apriyanto Mohon Tunggu... Konsultan - OPINI | ANALISA | Kebijakan Publik | Energi | Ekonomi | Politik | Hukum | Pendidikan

Penulis adalah pengamat ekonomi politik, reformasi birokrasi, dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Utopia Membangkitkan Kejayaan Peradaban Arkipelagis

30 Januari 2025   18:12 Diperbarui: 30 Januari 2025   18:12 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berjudul 'Embarkasi dan Keberangkatan Columbus dari Pelabuhan Palos' | sumber: kompas.com 

Tema utama novel ini adalah perubahan sosial dan politik yang menyebabkan pergeseran dari kekuatan maritim ke kekuatan berbasis daratan. Selain itu, Pramoedya juga mengangkat isu tentang nasionalisme, pengkhianatan, dan perjuangan identitas bangsa.

Wiranggaleng, sebagai tokoh utama dalam novel ini diceritakan merupakan seorang prajurit dari Jepara yang awalnya hanya seorang rakyat biasa tetapi kemudian menjadi seorang pemimpin armada laut. Namun, ia harus menghadapi pengkhianatan, intrik politik, dan kekuatan asing yang ingin menguasai Nusantara. Kisah ini menggambarkan jatuhnya kekuasaan Ratu Kalinyamat di Jepara dan semakin menguatnya pengaruh kolonial di wilayah tersebut. Wiranggaleng berusaha mempertahankan kejayaan maritim, tetapi akhirnya ia terjebak dalam konflik internal dan perpecahan di kalangan penguasa pribumi.

Sebagai novel sejarah, Arus Balik tidak hanya menceritakan masa lalu tetapi juga menjadi refleksi atas kondisi Indonesia modern. Pramoedya mengkritik bagaimana bangsa ini kehilangan kejayaan maritimnya karena lebih banyak berkutat dalam konflik internal dan kepentingan pribadi.

Novel ini juga menjadi bagian dari upaya Pramoedya untuk menulis sejarah alternatif, di mana ia menampilkan tokoh-tokoh pribumi yang berjuang melawan penjajahan, berbeda dengan versi sejarah kolonial yang sering kali lebih menonjolkan peran bangsa asing.

Utopia, sebagai sebuah konsep, tetap relevan dalam upaya membangkitkan kejayaan peradaban arkipelagis. Melalui pemikiran tokoh-tokoh seperti Thomas More, Plato, Marx, Engels, dan Pramoedya Ananta Toer, kita dapat menggali inspirasi untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Dalam konteks Nusantara, utopia harus menjadi visi kolektif yang mengembalikan kebanggaan akan kebudayaan lokal sekaligus membangun kemajuan yang berkelanjutan.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun