Mohon tunggu...
Timotius Apriyanto
Timotius Apriyanto Mohon Tunggu... Konsultan - OPINI | ANALISA | Kebijakan Publik | Energi | Ekonomi | Politik | Hukum | Pendidikan

Penulis adalah pengamat ekonomi politik, reformasi birokrasi, dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

"Jangan Panggil Saya Prof"

21 Juli 2024   12:02 Diperbarui: 21 Juli 2024   14:07 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: KOMPAS.id)

Aturan lebih teknis lagi terdapat dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan-RB) No.17 Tahun 2013 jo Permenpan-RB No.46 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya jo Permenpan-RB No. 1 Tahun 2023 tentang Jabatan Fungsional. Inti peraturan - peraturan tersebut menegaskan bahwa jabatan fungsional dosen dan jabatan akademik dosen adalah hal yang sama.

Memilih tidak Dipanggil Prof

Profesor yang memilih untuk tidak dipanggil dengan gelar, mereka ingin menunjukkan bahwa mereka juga memiliki kelemahan dan kesalahan. Mereka ingin mendorong orang lain untuk melihat mereka sebagai individu yang terus belajar dan berkembang, bukan sebagai figur otoritas yang tidak bisa dipertanyakan. Mereka berharap dapat menciptakan hubungan yang lebih terbuka dan jujur dengan orang lain.

Pada akhirnya, keputusan untuk menolak dipanggil dengan gelar "Profesor" adalah pilihan pribadi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Apapun alasannya, yang terpenting adalah menghormati pilihan tersebut dan melihat individu di balik gelar, dengan segala keunikan dan kontribusinya. Dalam dunia yang semakin kompleks dan saling terhubung, mungkin sudah saatnya kita lebih menekankan pada kolaborasi dan kesetaraan daripada hierarki dan formalitas.

Dengan menghilangkan penekanan pada gelar dan jabatan, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung inovasi. Kita dapat mendorong setiap individu untuk berkontribusi dengan cara mereka sendiri, tanpa terhalang oleh perbedaan status atau posisi. Pada akhirnya, hal ini akan menguntungkan semua pihak, karena ide-ide terbaik sering kali muncul dari diskusi yang terbuka dan jujur, di mana setiap orang merasa dihargai dan didengar.

Jadi, ketika seorang Profesor meminta anda untuk tidak memanggilnya dengan gelarnya, ingatlah bahwa ini bukan berarti mereka tidak menghargai pencapaian akademis mereka. Sebaliknya, ini adalah tanda kerendahan hati, keinginan untuk berkolaborasi, dan usaha untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan egaliter. Hormatilah pilihan mereka, dan lihatlah mereka sebagai individu yang penuh dengan keunikan dan kontribusi yang berharga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun