Mohon tunggu...
Timotius Apriyanto
Timotius Apriyanto Mohon Tunggu... Konsultan - OPINI | ANALISA | Kebijakan Publik | Energi | Ekonomi | Politik | Filsafat | Climate Justice and DRR

Penulis adalah praktisi Pengurangan Risiko Bencana dan Pengamat Sosial

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mitos New Normal dan Pencarian Model Ekonomi Baru

20 Juli 2020   05:17 Diperbarui: 20 Juli 2020   08:12 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat semua inovasi digital ekonomi bertumbuh dan berkembang sangat cepat, terjadilah pandemi covid-19 yang mengguncang semuanya. Ibarat kita tengah melaju dalam satu kendaraan besar dengan kecepatan yang tinggi, lalu tiba-tiba kita berhenti mendadak tanpa peringatan terlebih dahulu. Disrupsi ekonomi oleh teknologi digital telah terdisrupsi lagi oleh kekuatan alam dalam siklus pandemi seratus tahunan.

Pandemi memicu proses deglobalisasi secara masif dan alamiah. Runtuhnya rantai permintaan dan penawaran global membawa konsekuensi munculnya mekanisme survival ekonomi. Banyak negara di Asia memiliki kemampuan alamiah untuk survival ekonomi dengan basis kekuatan lokal dan modal sosial yang jauh lebih kuat dibanding Eropa dan Amerika.

Reaktualisasi Ekonomi Pancasila
Salah satu model survival ekonomi terbaik di Asia muncul di Indonesia dengan konsep ekonomi Pancasila. Prof. Dr. Mubyarto (1988) dalam bukunya Sistem dan Moral Ekonomi Indonesia menjelaskan, Ekonomi Pancasila bergerak oleh karena kekuatan moral dan nilai sosial dalam setiap silanya untuk mewujudkan keadilan sosial yang berarti pemerataan sosial ekonomi.  

Pengembangan ekonomi nasional yang kuat dan tangguh menjadi prioritas kebijakan ekonomi yang didukung oleh koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional. Dalam jiwa ekonomi Pancasila, dr. Hasto Wardaya, Sp.Og. (2020) menggagas upaya menggelorakan lagi semangat ekonomi kerakyatan yang dalam konteks budaya Jawa beliau sebut sebagai ekonomi Punokawan.

Pandemi Covid-19 diibaratkan sebagai momentum goro-goro yang memunculkan punokawan (rakyat khalayak). Rakyat dengan modal mereka sendiri sebagai pelaku UMKM memiliki kemampuan survival lebih baik dibanding perusahaan Nasional atau bahkan perusahaan Trans Nasional.

Hal itu membuat dr. Hasto berharap agar Indonesia  membangun ekonomi kapitalis kanan bawah , dalam arti pemilik utama modalnya adalah rakyat yang dibawah. Amerika menerapkan sistem kapitalisme modern kanan atas dengan karakter tricle down effect-nya.

Korea selatan dengan Saemaul Undongnya, Jepang, Australia, Selandia baru sukses dengan ekonomi kanan bawah.

Ekonomi Zero Growth
Pandemi menghidupkan dan mengaktualisasikan lagi konsep ekonomi Zero Growth. Konsep Zero Growth Ekonomi adalah konsep Harmoni Kesehatan Fisik & Kesejahteraan Sosial.

Alam semesta ini sesungguhnya tercipta dengan sistem kesetimbangan yang baik.
Energi yang ada juga kekal, tidak bisa diciptakan dan dimusnahkan. Manusia sebagai homo homini sosius menjaga kesetimbangan ini.

Anthony Giddens (1980) dalam bukunya "The Third Way" telah menulis bahwa saat ini dunia berada dalam situasi "ketidakpastian yang dibuat" (manufactured  uncertainty).

Jangan mengikuti mitos yang kabur, peganglah prinsipnya bahwa tentang perubahan kita butuh untuk tetap kuat, memiliki daya tahan (endurance), daya adaptasi (adaptability), dan resiliensi (resilience). (TA)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun