Dalam konteks Indonesia, pembelajaran dari momerandum ANG ini bukan cuma untuk para kepala daerah, melainkan untuk pemerintah pusat hingga daerah.
Langkah pertama adalah mengumpulkan para mitra -- dinas-dinas, lembaga masyarakat, dan sektor swasta---untuk melakukan perencanaan merancang strategi awal distribusi, meninjau sejumlah skenario yang mungkin, mendesain sistem operasi, dan mengembangkan inovasi solusi-solusi pendistribusian.
Dalam konteks Indonesia, pemerintah pusat hendaknya sudah mulai mempersiapkan desain strategi distribusi dengan melibatkan seluas-luasnya pihak. Bukan cuma instansi pemerintah pusat dan daerah, para pakar (akademisi dan atau praktisi) terkait program vaksinasi, logistik, dan kebudayaan juga wajib dilibatkan.
Demikian pula tokoh-tokoh agama, budaya, dan organisasi kemasyarakatan. Jangan lagi ada kesan, pemerintah menutup diri dari masukan pihak luar.
Pelibatan seluas mungkin para pihak dalam merancang sistem distribusi akan menyediakan seluas-luasnya informasi tentang kondisi lapangan serta mengumpulkan sebanyak mungkin praktik-praktik baik sistem logistik yang memperkaya rancangan.
Kedua, mengadvokasi petunjuk teknis  yang komprehensif dari pemerintah pusat.
Sebagaimana di Indonesia, di Amerika Serikat pun petunjuk teknis dari pemerintah pusat sering terlambat, tidak komprehensif dan bahkan berpotensi menimbulkan masalah baru.
Rancangan sistem yang baik harus jelas dan lengkap tergambarkan dalam petunjuk teknis pelaksanaannya kelak. Jika sistem dikembangkan melalui serangkaian simulasi ujicoba lapangan di situs yang berbeda-beda, maka petunjuk teknis yang dihasilkan diharapkan mencakup pula solusi-solusi atas problem praktis yang mungkin timbul di lapangan di kemudan hari.
Ketiga, mempersiapkan kapasitas sumber daya manusia.
Distribusi vaksin di ranah hilir menuntut mobilisasi sumber daya manusia besar-besaran. Ada juru vaksin, ada petugas pendata, ada pengawal logistik, dan individu-individu dalam rantai komando. Bahkan dibutuhkan pula petugas yang akan door to door memobilisasi warga saat hari H pelaksanaan vaksinasi.
Untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia sebesar ini, pendataan kesiapan tenaga harus disiapkan sejak sekarang. Jika terdapat defisit sumber daya, perekrutan dan pelatihan dapat segera dilakukan.