Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Socio-Demokrasi, Ketika Sukarno Mendahului Zizek, Badiou, Laclau-Mouffe

25 Juni 2020   02:42 Diperbarui: 13 April 2024   23:07 1498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Problem bangsa ini adalah kosong pewujudnyataan kelima prinsip tersebut dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan berpemerintahan.

Maka dari pada sibuk produksi undang-undang tak mendesak dan berbuntut polemik, sebaiknya elit politik (di pemerintahan dan DPR) memfokuskan energi pada pemastian kebijakan-kebijakan publik sungguh dilandasi Pancasila.

Selama masih ada grup sosial terabaikan hak-hak sipil politik, seperti tidak bisa bebas beribadah-; selama mayoritas rakyat masih hidup dalam kemiskinan; selama perampasan tanah rakyat masih terjadi di mana-mana; selama keresahan orang Papua lebih banyak dihadapi dengan moncong senjata; selama itu pula Pancasila belum sungguh-sungguh diterapkan.***

Artikel di-back-up di Omgege.com

Catatan dan Sitasi

[1] Zizek, Slavoj. 2011. " Democracy Is the Enemy " LRB Blog. October 28, 2011.
[2] _______. 2018. The Courage of Hopelessness: A Year of Acting Dangerously. Melville House. Hlm. 24.
[3] Sukarno. 1933. Mencapai Indonesia Merdeka. Yang saya gunakan adalah vesi pdf tanpa keterangan penerbit. Kutian pada versi ini hlm. 71.
[4] Ibid, hlm. 75
[5] Ibid, hlm. 76.
[6] Laclau, Ernesto, and Chantal Mouffe. 2014. Hegemony and Socialist Strategy: Towards a Radical Democratic Politics. Verso Books. Hlm. 155.
[7] Ibid, hlm. 162.
[8] Sukarno, op.cit, hlm. 77.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun