Problem bangsa ini adalah kosong pewujudnyataan kelima prinsip tersebut dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan berpemerintahan.
Maka dari pada sibuk produksi undang-undang tak mendesak dan berbuntut polemik, sebaiknya elit politik (di pemerintahan dan DPR) memfokuskan energi pada pemastian kebijakan-kebijakan publik sungguh dilandasi Pancasila.
Selama masih ada grup sosial terabaikan hak-hak sipil politik, seperti tidak bisa bebas beribadah-; selama mayoritas rakyat masih hidup dalam kemiskinan; selama perampasan tanah rakyat masih terjadi di mana-mana; selama keresahan orang Papua lebih banyak dihadapi dengan moncong senjata; selama itu pula Pancasila belum sungguh-sungguh diterapkan.***
Artikel di-back-up di Omgege.com
Catatan dan Sitasi
[1] Zizek, Slavoj. 2011. " Democracy Is the Enemy " LRB Blog. October 28, 2011.
[2] _______. 2018. The Courage of Hopelessness: A Year of Acting Dangerously. Melville House. Hlm. 24.
[3] Sukarno. 1933. Mencapai Indonesia Merdeka. Yang saya gunakan adalah vesi pdf tanpa keterangan penerbit. Kutian pada versi ini hlm. 71.
[4] Ibid, hlm. 75
[5] Ibid, hlm. 76.
[6] Laclau, Ernesto, and Chantal Mouffe. 2014. Hegemony and Socialist Strategy: Towards a Radical Democratic Politics. Verso Books. Hlm. 155.
[7] Ibid, hlm. 162.
[8] Sukarno, op.cit, hlm. 77.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H