Ironisnya, NTT memiliki potensi sumber energi primer berlimpah. Dalam dokumen Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional 2019-2038 disebutkan, untuk energi primer panas bumi saja, ada potensi 629 MWe di 24 lokasi. Kementerian ESDM punya rencana listrik dari sumber-sumber panas bumi di NTT kelak dialirkan ke Jawa dan Bali. Wow, sementara di NTT proporsi rumah tangga yang belum teraliri listrik hampir 40 persen.
Itu baru soal listrik. Kita belum bicara coverage sinyal televisi, yang jangankan tv digital, siaran tv analogpun masih banyak desa tidak tercakup. Belum lagi bicara akses rakyat, kemampuan rakyat membeli televisi, apalagi jika harus membeli televisi jenis baru yang bisa menangkap siaran televisi digital tanpa perlu perangkat tambahan.
Seharusnya wajah pembangunan Indonesia yang bopeng-bopeng oleh ketimpangan ini sudah jadi pengetahuan umum para pejabat di kementerian. Bagaimana mereka bisa menyusun program yang menjawab kebutuhan rakyat jika mereka tidak mengerti medan?
Saya tidak bermaksud mengatakan Menteri Nadiem Makarim buruk karena ketidaktahuannya soal ini. Saya kira ia bukan satu-satunya menteri yang demikian, dan kelemahan ini tidak menghapus niat baik dan sejumlah terobosan yang sudah Pak Nadiem lakukan.
Tetapi penting kiranya memikirkan langkah ke depan agar menteri-menteri dan pejabat pemerintah, termasuk pejabat birokrasi, dibekali pemahaman tentang kondisi Indonesia agar tidak menjadi orang kagetan.
Untung saja para pejabat ini cuma kaget, tidak sampai cegukan, yang jika terjadi saat sedang makan bisa membahayakan nyawa mereka. Sungguh tidak enak terdengar dalam berita jika ada menteri meninggal karena keselek biji kurma gara-gara kaget mendegar informasi buruknya fasilitas pelayanan publik.
Mungkin yang perlu dilakukan pemerintah ke depan adalah menyusun kurikulum masa orientasi kepada setiap menteri dan pejabat. Seperti Ospek di sekolah dan kampus-kampus. Kepada mereka diperkenalkan kondisi Indonesia, medan kerja mereka.
Baca: Apakah Juche Hancur jika Kim Jong Un Meninggal?
Bahan Bacaan:
Kementerian ESDM. "Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional 2019-2038"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H