Kedua. Boleh jadi kelompok anarko-sindikalis telah disusupi oleh "negara" atau oleh kekuatan lain untuk mensabotase perjuangan---mengaborsi sebelum matang---atau membajaknya untuk kepentingan yang justru bertolakbelakang dengan kepentingan, cita-cita, dan prinsip kaum anarko.
Penyusupan, sabotase, dan pembajakan gerakan rakyat dan kelompok kritis adalah wajar, dan terus terjadi sepanjang sejarah perjuangan demokrasi di negeri ini pun negeri-negeri lain.
Ketiga. Mungkin pula kaum anarko sindikalis sama sekali tak tahu menahu soal  grafitti action dan rencana penjarahan itu. Bisa jadi nama dan logo mereka cuma digunakan kelompok tertentu sebagai kambing hitam.
Jika poin yang kedua dan ketiga yang mungkin sedang terjadi, maka siapa di balik semua ini?
Entahlah. Analisis saja siapa kelompok yang paling diuntungkan oleh perubahan watak negara menjadi bonapartis.
Yang jelas di ranah daring sudah berkembang prakondisi berupa wacana yang menakut-nakuti rakyat bahwa ada yang hendak membuat kekacauan dan menargetkan kekuasaan; dan ada pula yang sempat memperjuangkan agar presiden menimbang opsi darurat sipil.
Dalam dunia si Pengkor, oligark lincah meliuk-liuk menggerakkan banyak alat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H