Per 1 April ini seharusnya saya sudah mulai mengerjakan desk study pemasaran dan rantai niai untuk 8 komoditi perkebunan, dan 1 studi lapangan.Â
Tetapi pada akhir Maret, program offficer lembaga pemberi projek menginformasikan projek ditunda hingga waktu tak tentu sebab anggaran harus direalokasi untuk emergency respon Covid-19.
Sialnya, sebagai pekerja non-permanen kerah putih, saya tidak bisa menikmati bantuan jaring pengaman yang disampaikan Presiden Joko Widodo. Bahkan sekadar 50% potongan biaya listrik pun tidak.
Baca Juga: ""Resistance", Perlawanan Pasif Kaum Yahudi Prancis, dan Covid-19"
Benarlah yang dikeluhkan banyak orang. Yang paling terjepit dari kondisi kemunduran ekonomi adalah golongan yang di tengah, yang posisinya hanya beberapa milimeter di atas garis kemiskinan.
Tekanan pada perekonomian menyebabkan kami tergelincir ke bawah garis kemiskinan. Tetapi negara birokratis ini tidak bisa cepat merespon perubahan kondisi ekonomi warganya.
 Kami tidak bisa seketika masuk dalam data penerima safety net. Kami jatuh bebas di tanah yang keras! Kami seperti golongan masyarakat tanpa negara, tanpa pemerintah yang peduli.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H