7 Tips Simpel Komunikasi Publik bagi Pejabat agar Tidak Blunder Melulu

Pertama, upahlah 1-3 orang sebagai tim konsultan komunikasi. Para menteri umumnya punya sejumlah orang pembantu khusus yang disebut staf ahli dan staf khusus. Begitu pula anggota DPR RI. Jangan terlalu pelit merogoh kocek untuk peningkatan performa Anda. Takut investasi, Anda hanya akan berakhir sebagai badut.

Nah sebaiknya staf ahli dan staf khusus ini terbagi dua. Ada yang ahli di bidang terkait tugas Anda, ada pula yang memang ahli komunikasi. 

Untuk kompetensi yang pertama bisa diambil dari lingkaran kementerian (jika Anda seorang menteri). Karena lama menjadi birokrat di bidang itu, seharusnya mereka paham seluk-beluk yang dikejakan kementerian tersebut. Sementara ahli komunikasi bisa direkrut dari luar.

Ilustrasi [Dreamstime.com]

Kedua, tugaskan tim konsultan komunikasi untuk selalu, day to day, evening to evening, mempelajari isu-isu yang berkembang; buat prediksi yang mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan wartawan; plus siapkan kunci jawabannya.

Kunci jawaban sebaiknya disertai pertimbangan pernyataan seperti apa dan informasi yang mana yang etis mana yang kurang ajar; diksi apa yang perlu dipilih; informasi apa yang sebaiknya ditahan dulu sebab bisa memicu kepanikan; hingga soal bagaimana menjawab secara diplomatis untuk isu-isu rumit atau hal-hal yang belum clear sehingga belum saatnya disampaikan.

Ketiga, adakan briefing setiap hari dengan tim komunikasi agar day to day di bibir Bapak Pejabat sudah nangkring jawaban-jawaban yang siap dimuntahkan ketika wartawan menodong di depan pintu.

Briefing harian juga berguna untuk mendapat up date informasi tentang perkembangan persoalan rakyat yang jadi tanggung jawab kementerian Anda, plus mengetahui progress kerjaan kementerian.

Keempat, jika ditodong dengan pertanyaan yang belum diantisipasi tim komunikasi, jangan ragu untuk menjawab "untuk soal yang satu ini, nanti ada penjelesannnya. Nanti kami buatkan press conference khusus."

Buatlah konferensi pers reguler dengan tema yang Anda tentukan, tentu saja disesuaikan dengan hot topic yang berkembang di tengah masyarakat dan yang paling penting klop dengan tugas Anda. 

Jangan komentari isu yang jadi tugas menteri lain--memangnya Anda tanam saham besar di pemerintahan terpilih sehingga jadi Menko-nya Menko?--atau komisi lain (kalau Anda DPR). 

Jadilah play maker, jangan mau dipermainkan wartawan. Jaga agar bibir Anda tidak dipakai untuk menghasilkan berita yang mengudang view oleh polemik tak perlu.