Sejatinya globalisasi yang berdampak kian ketatnya persaingan bukan penyebab paling hulu perkembangan fleksibilitas pasar tenaga kerja. Kromosom pembentuk wajah kapitalisme kini terletak jauh di relung hati kapitalisme itu sendiri: kepentingan menjaga rate of profit.Â
Konsep rate of profit bisa kita jumpai mulai dari Marx di kiri hingga Keynes di kanan---meski Keynes kemudian lebih tertarik ke soal mikro dan permukaan yang melahirkan konsep animal spirit.
_______
Baca Juga:
- Asuransi PHK, "Flexicurity" Separuh Hati dalam Draf RUU Cipta Kerja
- Ancaman Maraknya Outsourcing dan Buruh Kontrak dalam UU Cipta Kerja
- Omnibus Law, Upah Buruh Usaha Kecil Cuma Separuh UMP?
- Omnibus Law "Cilaka" Ubah Cara Kita Kenalan
- Agama Baru, Investasi Asing dan Problem Buruh
_______
Baik Marx, Keynes, pun para ekonom di kaliber lebih kecil mengakui bahwa secara agregrat rate of profit dalam kapitalisme bergerak turun. Segala macam inovasi kelembagaan dan teknologi---Fordisme hingga AI---digerakkan oleh motif menjaga rate of profit tidak jatuh tajam.
Globalisasi itu sendiri hasil dari kepentingan menjaga rate of profit. Demikian pula perubahan moda pengupahan berupa bentuk-bentuk non-standard employment digerakkan oleh kepentingan mempertahankan rate of profit..
Tetapi dialektika untuk menjaga rate of profit melalui perubahan moda pengupahan melahirkan pula kelas kapitalis baru; kelas yang karakternya dekaden; kelas yang lebih tinggi opportunisme dan kelicikannya dibandingkan mental berani ambil risiko.
Subkelas baru ini, anak haram ini, memanfaatkan kondisi yang ada dengan menjadi kapitalis serabutan.
Pada diri mereka tidak ada kebanggaan berada tetap dalam jangka panjang di suatu sektor. Mereka lebih senang berpindah-pindah jenis usaha. Hari ini bikin pabrik panci, pekan depan sudah mereka jual dan beralih invest di perdagangan kopra.
Pokoknya bagi mereka yang penting adalah membukukan keuntungan setiap saat. Boleh jadi, mereka adalah metamorfosa para spekulan pasar saham, valas, bursa komoditi dan beragam derivasi yang coba terjun ke sektor riil.