Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perlawanan Loujain dan para Perempuan Jantan Arab Saudi, dari Medsos hingga Penjara

14 Agustus 2019   13:28 Diperbarui: 14 Agustus 2019   17:41 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tampaknya karena desakan internasional inilah, aparat keamanan Arab Saudi mencoba bikin kesepakatan dengan Loujain al-Hathloul, aktivis yang hingga kini masih ditahan. Mereka menjanjikan kebebasan Loujain asalkan ia mau menandatangani dokumen mencabut kesaksiannya.

Menurut cuit twitter saudara Loujain, si aktivis perempuan ini sudah bersedia menandatangani dokumen yang membantah dirinya  disiksa. Tetapi kemudian aparat kembali mendatanginya dan minta Loujain bertestimoni dalam video. Hal ini memicu kemarahan dan penolakan Loujain ("Jailed Saudi activist 'told to deny torture in release deal." aljazeera.com. 14/8/2019).

Lina, saudari Loujain yang lainnya menulis kicauan di twitter, "Loujain sdah ditawari kesepakatan: sangkal penyiksaan dan dia akan bebas. Apapun yang terjadi saya jamin sekali lagi: Loujain sudah disiksa secara brutal dan mengalami pelecehan seksual."

# Bukan Penjara Pertama

Loujain bukan perempuan tanggung-tanggung. Sejak usia 25 tahun ia sudah merasakan kejam dan jahiliahnya penjara Arab Saudi. Tentu saja gara-gara keterlibatannya dalam perjuangan menuntut hak-hak kaum perempuan.

Pada Desember 2014, Loujain ditahan 73 hari gara-gara melakukan aksi menerobos batas negara antara Uni Emirat Arab dan Arab Saudi. Itu merupakan bentuk aksi menuntut hak perempuan menyetir mobil. Perjuangan ini kelak baru berhasil pada Juli 2018, beberapa hari setelah crackdown yang membawa Loujain dipenjara untuk ketiga kalinya.

Selain soal hak mengemudi, perempuan Arab Saudi juga berjuang demi kebebasan dan hak untuk mengatur hidup mereka sendiri, bepergian tanpa harus ada izin lelaki, dan kesetaraan dalam rumah tangga.

Kini, di tengah represi rezim yang masih kencang, satu demi satu perjuangan mereka membuahkan hasil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun