Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Namkak! Gara-gara Tuan Gubernur

30 Januari 2019   00:44 Diperbarui: 30 Januari 2019   04:02 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rabu, 30 Januari, pukul 00.00 kebijakan English Day resmilah berlaku di seantero Nusa Tenggara Timur. Demikian jika mengacu pada Peraturan Gubernur  Nomor 56 Tahun 2018 tentang Hari Bahasa Inggris. Peraturan itu tak mengecualikan orang-orang yang sedang berpesta di kampung seberang.

Pukul 00.36, bunyi musik berhenti, berganti suara orang-orang tertawa ... kemudian sirine polisi meraung-raung. Perkelahian lagi, dugaan saya. Ini tentu gara-gara kebijakan pembebasan miras itu. Saya berprasangka.

Pukul 01.15, sekelompok pemuda lewat di depan rumah. Mereka rombongan pulang pesta pernikahan itu.

"Ada apa tadi ribut-ribut di sana?" Rasa ingin tahu saya menghentikan langkah mereka.

Salah seorang, sepertinya masih berusia remaja SMP pun bercerita.

Kobus, lelaki kampung sebelah sedang asyik berdansa dengan Ratih, tetangga rumah yang aduhai jelitanya. "A Groovy Kind of Love" milik Phil Collins menggerakan tubuh keduanya mesra. Sungguh romantis.

Berhubung English day telah berlaku, bertanyalah Ratih kepada Kobus, berharap si lelaki turut meresapi makna lagu.

"Do you understand?"

Kobus melepaskan genggaman dari jemari dan pinggul Ratih. Ia merogoh kantung baju, mengeluarkan kamus kecil Oxford Learner's Pocket Dictionary. Rupanya sudah ia siapkan untuk berjaga-jaga.

Kobus membolak-balik lembaran, menemukan satu demi satu arti kata dan merangkainya.

Aha! Ia mengerti. "Kamu di bawah berdiri?"

Dada Kobus bergemuruh. Perlahan ia raih jemari Ratih, menuntunnya ke bagian itu.

"Kamu rasakan sendiri Ratih, sudah mengeras sejak awal kita berdansa."

Plok ... bak ...bug!

Tiba-tiba Kobus tersungkur. Lelaki kekar separuh baya berdiri tak jauh dari tubuh rebahnya. Ayah Ratih.

"Puih! Kerja saja belum. Kurang ajar dengan anak orang."

...

Tiga puluh menit kemudian, Kobus sudah terlihat menarik seekor babi dari kandang di belakang rumahnya,  menuju rumah Ratih. Denda adat!

Sepanjang jalan Kobus terus saja mengomel. Satu kalimat yang terdengar jelas adalah, "Sial! Coba dulu jangan saya coblos dia di pilgub. Uh, Namkak!"

***

Rabu, 30/01, 01.36 WITA

*Namkak (Dawan, Timor) kira-kira berarti dungu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun