Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Hal Kebenaran dan Prasangka dalam Hoaks dan Twit Andi Arief

8 Januari 2019   06:04 Diperbarui: 9 Januari 2019   12:00 1518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena itu bagi mereka Andi seharusnya tidak minta klarifikasi dari khalayak melalui media sosial, melainkan bertanya atau melaporkan kepada pihak berwajib.

Sayangnya, meski ada-tidaknya motif bisa diketahui dengan menyelidiki kenyataan-kenyataan, namun apakah motif itu yang sungguh menggerakkan tindakan, tidak benar-benar bisa dibuktikan.

Karena tidak bisa dibuktikan, penilaian bahwa Andi Arief menyebarkan hoaks akan tetap sebagai kebenaran antara atau kebenaran subjektif. Ia hanya benar bagi yang meyakininya.

Jika nanti Andi Arief diperiksa polisi, dan polisi hanya memeriksa apakah kalimat Andi Arief tergolong hoaks atau bukan, ia akan bebas. Lain cerita jika polisi berusaha menemukan bukti hubungan (mungkin komunikasi) antara Andi Arief dengan pembuat rekaman suara atau pihak-pihak yang sangat mula-mula menyebarkan kabar bohong itu. Jika ternyata ada hubungan, Andi Arief bisa saja kena jerat hukum.

Jangan mengira menilai berdasarkan prasangka dalam kasus ini dimonopoli kubu Jokowi. Kubu Prabowo pun demikian adanya.

Pimpinan Gerindra, Habiburokhman yang adalah rekan sekampung juga kawan seperjuangan Andi Arief dahulu,  menyatakan ia dan rombongan ACTA--organisasi advokad pendukung Prabowo--akan melaporkan komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Alasannya, Habiburokhman menilai Tanthowi berindak tidak netral sebagai penyelenggara pemilu melalui komentarnya terhadap cuitan Andi Arief.

"Memang pilihan katanya sudah didesain, sudah dipikirkan secara matang agar dia tidak dituduh menyebarkan hoax. Jadi itu memang sudah dia pikirkan secara matang pilihan kata-katanya. Ada katanya, ada minta tolong, itu bagian dari strategi saja." Demikian kata Pramono Ubaid Tanthowi yang dikutip media.

Jika ditinjau dari kalimatnya, pernyataan Tanthowi netral-netral saja, tidak tampak menyudutkan Andi Arief seperti penilaian ACTA.

Tanthowi tidak mengatakan "Andi Arief menyebarkan hoaks namun membungkusnya dengan kalimat yang secara teknis tidak bisa dianggap menyebarkan hoaks."

Tanthowi hanya menyatakan pilihan kata Andi Arief memang sudah didesain, sudah dipikirkan secara matang agar dia tidak dituduh menyebarkan hoaks.

Saya malah menilai Tanthowi memuji Andi Arief sebab selama ini saya sangka umumnya politisi anti-Jokowi mengetik kiacuan twitter sambil cebok atau melakukan urusan serius lain sehingga tak terkesan ada proses memikirkan matang-matang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun