Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Tentara Tembak Tentara di Malam Natal, Mengapa Kita Patut Cemas?

27 Desember 2018   00:34 Diperbarui: 27 Desember 2018   17:16 1572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jenazah Letkol CPM Dono Kuspriyanto [Kompas.com]

Malam 25 Desember 2018, sekitar pukul 23.00, ketika mayoritas peduduk dunia masih dalam suasana merayakan Natal, orang-orang di seputaran Jalan Jatinegara Barat Raya dikejutkan oleh 4 kali bunyi letusan pistol. Tidak lama kemudian, Letkol  cpm Dono Kuspriyanti ditemukan tewas di dalam mobilnya. Sepeda motor berjenis Yamaha Nmax ditemukan di TKP. Polisi menduga itu kendaraan pelaku, ditinggalkan setelah beraksi.

Mengetahui korban merupakan anggota TNI, Polda Metro Jaya segera berkoordinasi dengan Kodam Jaya,  Puspom TNI AD, dan Puspom TNI AU.

TNI AU dilibatkan karena berdasarkan olah TKP, terutama dari rekaman CCTV, diduga pelakunya prajurit TNI AU berpangkat sersan dua berinisial JR.

Rabu subuh, 26 Desember 2018, tim gabungan TNI menangkap Serda JR. Polisi Militer Lanud Halim Perdana Kusuma kemudian menahannya.

Peristiwa ini mencemaskan oleh beberapa sebab. Yang pertama, penembakan dilakukan oleh anggota TNI terhadap anggota TNI lain berbeda matra. Terduga pelaku berasal dari Angkatan Udara, korban tewas dari Angkatan Darat. 

Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, kita perlu cemas kesatuan asal korban menuntut keadilan dengan 'cara lazim mereka sendiri,' dan meletuslan adu tembak, saling serbu yang bikin takut warga sipil.

Yang kedua, prajurit TNI seharusnya memberikan rasa aman kepada warga sipil, bukan sebaliknya menjadi sebab hilangnya rasa aman. Jika pelaku kekerasan bersenjata api cuma penjahat biasa, kita masih bisa berharap ada polisi yang menindaknya. 

Ketika tentara yang jadi pelaku, siapa akan menindak? Apalagi baik korban pun pelaku sama-sama bertugas di corps polisi militer (CPM) yang seharusnya jadi penegak disiplin prajurit kesatuan lain.

Belum lama berlalu peristiwa perusakan dan pembakaran Mapolsek Ciracas yang diduga dilakukan oleh anggota TNI sebagai reaksi terhadap pengeroyokan dua anggota TNI oleh tukang parkir. Bahkan rumah pelaku pengeroyokan pun dirusaki dan terkesan polisi tidak berani bertindak tegas.

Pemerintah dan TNI sepatutnya tidak memandang sepele kasus ini. Langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang perlu segera dilakukan.

Ada tiga  langkah sederhana yang bisa pemerintah dan TNI ambil.

Yang pertama adalah memperketat tes psikologi, bukan hanya saat penerimaan prajurit baru, melainkan rutin, minimal setiap momentum kenaikan pangkat. Tentara yang diketahui terganggu kondisi psikologisnya perlu mendapat penanganan klinis, bahkan dibebastugaskan jika dievaluasi tak bisa pulih.

Yang kedua kontrol penggunaan senjata api. Sebaiknya aturan membawa senjata api diperketat. Hanya prajurit sedang bertugas yang boleh menentengnya. Selepas tugas, senjata harus kembali diserahkan ke gudang. Pencatatan senjata keluar-masuk gudang dibuat seketat mungkin.

Yang ketiga,  pendidikan kewarganegaraan, kemanusiaan, dan demokrasi bagi prajurit. Materi pendidikan kewarganegaraan, demokrasi, dan kemanusiaan wajib masuk dalam kurikulum setiap jenjang pendidikan tentara dengan porsi yang cukup besar. Tujuannya agar tertanam kesadaran dan  terbentuk sikap mental menghormati aturan maih dalam kehidupan masyarakat beradab.

Kesadaran dan komitmen tentara terhadap hukum, demokrasi, dan kemanusiaan seharusnya melebihi pengetahuan dan kesadaran politisi sebab tentara boleh menenteng senjata. 

Sumber:

  1. Kompas.com (26/12/2018) "Anggota TNI AD Letkol Dono Tewas Ditembak di Jatinegara"
  2. Kompas.com (26/12/2018) "Polisi Serahkan Kasus Penembakan Letkol Dono kepada TNI"
  3. Kompas.com (26/12/20018) "Tersangka Penembak Anggota TNI Letkol Dono Ditangkap" 
  4. Kompas.com (26/12/2018) "Tersangka Penembak Anggota TNI Letkol Dono adalah Anggota Satpom AU" 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun