Saya berani menjamin ini bukan program populis sebab memiliki cukup banyak pengalaman dengan hal ini.
Ketika baru menempati rumah KPR, dalam sebuah rapat warga yang saya inisiatifkan untuk memperjuangkan hak konsumen atas fasilitas umum, saya mengusulkan kepada para tetangga agar selain tempat pembuangan sampah dan manajemennya, dituntut pula agar pengembang menyediakan fasilitas bangunan balai penitipan anak. Urusan operasionalnya dapat ditangani secara kolektif oleh warga, baik melalui iuran untuk menggaji pekerja profesional, atau melalu penggiliran piket di antara warga.
Tak ada yang tertarik. Mereka menganggap tuntutan itu terlalu tinggi dan belum mendesak. Padahal penghuni kompleks perumahan bersubsidi itu adalah suami-istri kelas pekerja dengan anak yang belum cukup umur untuk masuk sekolah.
Ya, begitulah.
Akhirnya saya merasa perlu berterima kasih kepada PSI sebab telah memberi contoh bagaimana sebaiknya parpol menyusun program-program perjuangannya dengan benar, bukan sekedar kata-kata hampa dan klise seperti "meningkatkan pertumbuhan ekonomi", "meningkatkan kesejahteraan rakyat," "menciptakan lapangan kerja," dan rumusan abstrak lainnya.
Sudah cukup pantaslah jika mewar merah menjadi lambang PSI sebagaimana sejumlah organisasi progresif di Eropa sedekade pasca revolusi mahasiswa 1968. Salut, Grace!
Sumber:
Tribunnews.com (12/12/2018) "Grace Natalie: PSI Akan Perjuangkan Larangan Berpoligami bagi Pejabat Publik"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI