Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Jokowi-Ma'ruf Gunakan Strategi "Man to Man Defence Plus" Lawan Prabowo

14 Agustus 2018   15:14 Diperbarui: 15 Agustus 2018   11:30 1885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sepak bola ada pola bertahan yang disebut man to man defence. Tiap-tiap pemain di barisan pertahanan mengawal tiap-tiap pemain penyerang lawan, masing-masing seorang untuk membatasi ruang geraknya.

Dalam politik, kubu Jokowi-Ma'ruf Amin tampaknya gunakan pula pola ini dalam"pertempuran udara" melawan para juru bicara kubu Prabowo.

Hal ini tampak dalam pernyataan Farhat Abbas yang kini jadi anggota tim pemenangan capres-cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Farhat menggaku ia disiapkan untuk melawan Fadli Zon dan Ahmad Dhani (Detik.com, 13/08/2018).

Sebelum pembentukan tim pemenangan, taktik ini tampaknya sudah diterapkan pemerintahan Joko Widodo dengan menunjuk Ali Mochtar Ngabalin sebagai Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Kepresidenan.

Jabatan tenaga ahli itu tampaknya hanya formalnya saja. Tugas Ngabalin lebih tampak sebagai juru counter serangan lawan, terutama pernyataan-pernyataan Amien Rais. 

Kini taktik ini juga digunakan kubu Jokowi dalam Pilpres.

Sah-sah saja kubu Jokowi gunakan itu sebab mereka merasa pernyataan-pernyataan kubu lawan bukanlah kritik yang sehat, atau menurut Farhat Abbas adalah hoax.

Tetapi tampaknya Farhat Abbas tidak semata-sama ditugaskan sebagai pemain bertahan yang melakukan fungsi man to man defence.

Farhat juga ditugaskan membantu pasukan penyerang dalam pertempuran udara. Hal ini tampak dalam pernyataan Farhat Abbas saat mengikuti pelatihan tim pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin (Detik.com, 13/08/2018).

Farhat melancarkan serangan kepada Sandiaga Uno, mempertanyakan prestasi Sandiaga sehingga bisa dijadikan cawapres oleh Prabowo dan membandingkan elektabilitas Sandiaga yang menurut survei lebih rendah dibanding AHY.

Serangan Farhat juga menyasar Prabowo yang katanya plin plan sebab dulu mengkritik Jokowi meninggalkan jabatan Gubernur DKI untuk maju pilpres, kini malah menyebabkan Sandiaga meninggalkan jabatan Wagub DKI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun