Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Belajar dari Cara SBY Menjaga Kesolidan Partai

24 Juli 2018   12:51 Diperbarui: 24 Juli 2018   20:04 2608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TGB Zainul Madji, Pakde Karwo, dan SBY berpisah jalan [olahan beragam sumber]

Partai Demokrat di ambang huru-hara. Para pendekarnya di daerah-daerah, dimulai oleh Tuan Guru Bajang Zainul Madji di NTB, 'angkat pedang' menolak tunduk pada haluan politik pemilu bos besar SBY.

SBY tentu sangat marah meski seperti biasa, sanggup sembunyikan gundah.

Niat  SBY mencalonkan putranya, Agus Harimurti Yudhoyono hemat saya bukan  karena kepentingan sempit seorang ayah. SBY tahu, suara Partai Demokrat  pada Pemilu 2019 hanya bisa diselamatkan selama Partai Demokrat punya  kader partai sendiri dalam Pilpres nanti.

Tanpa mengajukan calon  sendiri dalam pilpres, Partai Demokrat akan rugi dua hal. Pertama,  mereka bekerja keras untuk membesarkan aset partai lain, mempopulerkan  tokoh partai lain.

Kedua, rakyat akan lebih memilih partai  asal capres-cawapres dalam pemilu legislatif. "Untuk apa harus pilih  caleg partai lain, kenapa tidak pilih saja caleg dari partai asal capres  dan cawapres?" Demikian sikap rakyat pada Pemilu 2019 yang sudah bisa  diprediksi SBY yang jago strategi itu.

SBY tahu, mengalahkan  Jokowi pada 2019 nanti adalah mimpi yang sia-sia. Karena itu target SBY mencalonkan AHY wapres bukan untuk menang namun investasi nama AHY  sebagai tokoh Partai Demokrat untuk Pilpres 2024-2029 dan tentu saja  raihan suara Partai Demokrat dalam Pemilu 2019.

Tetapi  pertimbangan strategis jangka panjang SBY bagi kepentingan Partai  Demokrat rupanya tidak kena di hati para jagoan Partai Demokrat di daerah-daerah.

Para jawara politik daerah Partai Demokrat ini lebih melihat kepentingan jangka pendek masuknya Partai Demokrat dalam pemerintahan 2019. Sebagian sudah melihat tanda-tanda Joko Widodo yang akan jadi pemenang. Ada pula yang masih menaruh harapan kepada Prabowo.

Kedua, seperti yang dinyatakan juga oleh Pakde Karwo, mereka paham peluang diakomodirnya AHY sebagai cawapres sangat kecil.

Karena itu, untuk mencegah arah dukungan DPP Partai Demokrat ke kubu Prabowo, tokoh-tokoh daerah pendukung Jokowi bermanuver. Mereka tahu, jika menunggu forum resmi Partai Demokrat, mereka akan kalah bertarung melawan sosok SBY. Manuver ini jadi semacam signal bahwa mereka siap melawan keputusan DPP dan tampaknya dibuat untuk mendorong daerah-daerah lain melakukan hal serupa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun