Di dalam pesawat, Trump membaca ini. Hatinya terluka. Jadi semua senyum dan senda gurau anak manis itu selama pertemuan dua hari lalu palsu belaka? Hah! Ia boleh menanggap serius semua kemesraan itu. Terlalu!
Trump kecewa. Jemarinya segera mengetikkan kicauan, "PM Kanada Justin Trudeau sungguh lemah lembut selama pertemuan @G7 ternyata hanya untuk berkata dalam konferesi pers setelah saya pergi bahwa "Tarif AS itu penghinaan" dan "dia tidak mau didorong-dorong." Sungguh tidak jujur dan lemah. Tarif kami adalah balasan atas 270% tarifnya terhadap produk susu kami." (kicuan twitter @realDonaldTrump 10 Jun 2018, 7:04 AM)
Melihat bosnya diperlakukan demikian di saat lelaki tua itu harus terlihat kuat menjelang bertemu bocah keras kepala Kom Jong-un, amarah sejumlah anak buah Trump meruap.Â
Penasihat ekonomi gedung putih, Larry Kudlow menyebut Trudeau sebagai pengkhianat yang menikam dari belakang (News Corp Australia Network, 11/06/2018).
Bisa dimaklumi mengapa Om Larry Kudlow adalah punggawa Gedung Putih yang paling marah soal ini. Sebenarnya bukan karena Trudeau yang manis saat ketemu langsung bosnya tetapi menikam dari belakang. Bukan.
Baca juga: Kangen Putin, Trump Kena "Bully"
Larry Kudlow paham awan hitam yang menggantung di langit Amerika Serikat. Jika Kanada membalas Amerika Serikat dengan perang tarif; Uni Eropa juga sudah menyatakan akan mengenakan tarif tambahan untuk semua ekspor Amerika Serikat ke Eropa; demikian pula tentangga di Selatan, Meksiko bahkan akan menaikkan tarif untuk daging babi Amerika, kacaulah sudah negaranya. Apalagi, perang dagang dengan China sedang mendaki ke puncaknya.
Ia sebagai juru bisik urusan ekonomi pemerintahan Trump tentu yang akan paling dipersalahkan sejarah oleh keterpurukan Amerika Serikat. Trump tidak terlalu mengerti hal ini.
Maka setelah beberapa hari ini mencaci maki Trudeau sebagai pengkhianat, pengecut, tukang tikam dari belakang, pagi tadi Larry Kudlow kena serangan jantung. Ia dilarikan ke rumah sakit. Belum jelas perkembangan kondisinya. Hati-hati, twitter dan marah-marah di depan media bisa membunuhmu.