Trudeau melukai hati Trump
Meski tampak riang hendak bertemu Kim Jong-un, musuh bebuyutan yang cocok jadi cucunya itu, bukan berarti Trump tidak menyimpan gundah di hati.
Di balik kegembiraannya, Trump juga sedih. Ia merasa dikhianati Trudeau, Perdana Menteri Kanada, negeri tetangga di utara.
Ketika Trump dalam penerbangan menuju Singapura, PM Trudeau menyelenggarakan konferensi pers dalam penutupan pertemuan pemimpin negara-negara G7.
PM Trudeau menyinggung kebijakan tarif impor baja (25%) dan aluminium (10%) yang beberapa bulan terakhir jadi bahan pertengkaran dengan Presiden Donald Trump.
Baca juga: Kangen Putin, Trump Kena "Bully"
Trudeau harus menyinggung itu sebab selama jadi Perdana Menteri Kanada, kebijakan Trump yang inilah yang paling bikin mangkel hatinya, menggelisahkan tidurnya.
Bagaimana tidak? Kanada--bersama Meksiko--adalah eksportir baja terbesar ke Amerika Serikat. Sebaliknya Amerika Serikat adalah importir baja terbesar dunia.
Kebijakan Trump akan membuat Kanada tekor, penerimaan negaranya mengempis, industri bajanya terancam macet, buruh-buruh di-PHK.
Trudeau harus sampaikan itu, sekali lagi. Trudeau menganggap selama pertemuan kemarin Trump belum juga memahami kegundahan hatinya. Atau lelaki tua menggemaskan itu terlalu keras kepala sehingga pendekatan senyum telegenik-nya harus diganti dengan pendekatan cadas pula.
Maka berkatalah Trudeau kepada wartawan soal rencana tindakan Kanada terhadap Amerika. Gigi ganti gigi---dokter gigi pasti pusing--, darah ganti darah, Kanada akan membalas tarif baja dan aluminium Amerika Serikat dengan tarif yang sama besar pula untuk produk-produk Amerika Serikat yang hendak masuk ke pasar Kanada. Perang tarif!
"Orang Kanada itu sopan, rasional, tetapi kami juga tidak mau ditekan-tekan," tambah Trudeau (vox.com, 10/6/2018).