"Very, very good ... . Excellent relationship ... . ... solve a big problem, a big dilemma. ... Working together, we'll get it taken care of." Kevin Liptak dari CNN menulis ungkapan kegembiraan Trump.(12/06/2018) Trump memang tampak antusias dalam pertemuan pertamanya dengan Kim Jong-un, pemimpin Korea Utara, "musuh" lama yang sebelumnya senantiasa bikin mangkel hati karena keras kepala mengembangkan persenjataan nuklir. Padahal urusan menghancurkan kehidupan pakai nuklir adalah prerogatif Amerika. Tetapi Trump juga sedang bersedih.
Trump patut bergembira. Setelah para pendahulunya gagal, ia mungkin akan berhasil melunakkan sikap Korea Utara, mendesak dan membujuk negara itu melucuti persenjataan nuklirnya.
"Obama, Schumer, and Pelosi did NOTHING about North Korea ..." kicauan Trump di twitternya 8 Juni lalu.
Maka pantaslah sejak jauh-jauh hari Trump tidak dapat menyembunyikan semangatnya.
"Otw Singapura nih, kami punya kesempatan untuk mencapai hasil yang sangat luar biasa untuk Korea Utara dan dunia. Pasti akan jadi hari riang ria, pakai buanget, dan saya tahu Kim Jong-un sudah kerja keras, pakai buanget (lagi), mau lakukan hal yang jarang ia buat sebelumnya ..."
Staf Kolumnis The Guardian, Simon Jenkins menulis (theguardian.com, 11/6/2018) Trump merasa hadir di pertemuan G7 sia-sia belaka sebab tanpa kehadiran Rusia dan China, dua negara yang menurut Trump merupakan kekuatan terpenting di dunia selain Amerika Serikat.
"Luar biasa berada di Singapura, kagum gue sama udaranya," Trump menulis di twitter, Minggu pagi.Â
Sekretaris Negara Mike Pompeo melihat bosnya tampak yakin, bersikap positif, dan bersemangat untuk mencapai kemajuan nyata dalam soal Korea Utara.
Trump tambah semangat lagi ketika ternyata ulang tahunnya ke-71 dipestakan oleh PM Singapura. "Kita punya pertemuan yang sangat menarik besok. Saya pikir besok akan beres-beres saja. Saya hargai lho, keramahan, profesionalisme, dan persahabatan Anda."(abcnews.go.com, 11/6/2018 ).