Lihat contoh kalimat bahasa Indonesia pada tangkap-layar artikel "Tunjangan Hari Raya Tuan Huber" berikut:
"Beberapa kali Tuan Huber tersandung sebab baterai senter yang ia bawa sudah aus, hanya menghasilkan cahaya temaram."
Bagian "dan karena itu" yang menjelaskan hubungan sebab akibat dapat saya hapus, diganti cukup dengan tanda koma. Jadi ringkas tetapi efektif. Pembaca tetap paham adanya hubungan sebab-akibat tiga lapis: baterai aus menyebabkan cahaya senter temaram, selanjutnya menyebabkan permukaan jalan tidak tampak jelas, dan akhirnya menyebabkan Tuan Huber tersandung beberapa kali.
Contoh kedua juga boros sebab kata "sehari-hari" dan "terbiasa" bermakna sama. Kata "terbiasa" sebaiknya dihapus. Kepergiannya tidak akan berkonsekuensi apa-apa.
Jika kata "sehari-hari" yang dihapus--menjadi "Tuan Huber terbiasa berjalan kaki"--orang akan bertanya, seberapa terbiasa? Mengapa dikatakan terbiasa?
Dengan kalimat "Sehari-hari Tuan Huber berjalan kaki," orang mengerti, "Oh, dia terbiasa berjalan kaki." Kebiasaan adalah hal yang dilakukan secara rutin.
Kalimat itu sudah saya edit menjadi "Sehari-hari Tuan Huber jalan kaki pulang-pergi kantor."
Saya menghapus "terbiasa" dan menambahkan "pulang-pergi kantor" agar menjadi jelas bahwa pengetahuan saya soal kebiasaan Tuan Huber terbatas dalam hal pulang-pergi kantor. Saya tak tahu untuk soal lain, misalnya ke kebun atau ke kota kecamatan, apakah Tuan Huber juga berjalan kaki atau menumpang kendaraan.
Saya juga menghilangkan awalan ber dalam frasa "berjalan kaki" sebab yang ingin saya tekankan bukan aktivitas berjalan-nya melainkan jalan kaki sebagai cara Tuan Huber mencapai kantor atau rumah.
Baiklah. Itu contoh kecil soal kalimat yang kurang efektif dan efisien.Â
Kesalahan Sintaksis: Kalimat yang tidak lolos persyaratan