Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jagung dan Sorgum "Kita" Juga Donk, Pak Buwas

30 Mei 2018   13:31 Diperbarui: 16 Juni 2018   16:48 1286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain lebih murah, pangan premium Bulog dapat menjamin keamanan pangan sebab pemasaran melalui jaringan yang teradministrasi baik (RPK) dapat meminimalisir pengoplosan dan pengolahan yang tidak bertanggungjawab.

Yang kedua, kerja sama ini mendorong tumbuhnya kewirausahaan di tengah masyarakat. Hal ini berdampak kepada pertumbuhan ekonomi.

Yang ketiga adalah manfaat bagi Bulog sendiri. Terobosan bisnis ini meningkatkan pendapatan Bulog dan pada ujungnya meningkatkan penerimaan negara sebab Bulog adalah BUMN.

Terkait manfaat keempat ini, jenama "kita" adalah pilihan cerdas. Itu mengingatkan rakyat bahwa produk pangan yang ia beli adalah miliknya, milik kita, rakyat Indonesia. Tentu saja begitu sebab pendapatan Bulog adalah penerimaan negara yang ujungnya akan kembali kepada rakyat dalam bentuk belanja pembangunan.

Terobosan Yang Kurang Berani

Di luar semua kebaikan itu, ada sejumlah catatan yang kiranya perlu kita perbincangkan. Saya nilai terobosan ini masih kurang berani atau kurang komprehensif. Ada tiga hal yang saya sampaikan pada kesempatan ini.

Pertama, hingga saat ini Bulog masih menyandarkan pelaksanaan PSO stabilisasi harga pangan strategis di level konsumen melalui mekanisme tradisional operasi pasar murni yang bersifat reaksioner, menunggu gejolak pasar.

Kita tahu bahwa Menteri Perdagangan selalu dibikin pusing oleh perbebatan HET dengan pedagang. Belum lama ini Mendag mengancam akan melakukan pemeriksaan terhadap pedagang yang menjual di atas HET. 

Perdebatan-perdebatan berulang seperti ini seharusnya tidak terjadi jika stabilisasi harga beras dan pangan strategis lain dilakukan kontinyu melalui RPK. Jadi tak perlu tunggu momentum baru Bulog gelontorkan cadangan beras pemerintah ke pasar. 

Mekanisme stabilisasi harga melalui operasi pasar murni juga kurang efektif. Selain karena ada jeda antara kelangkaan---yang berdampak kenaikan harga---dengan respon Bulog, operasi pasar murni menuntut biaya lebih karena harus melibatkan aparat keamanan untuk memastikan penerapan HET.

Dengan adanya RPK, Bulog cukup pastikan beras medium selalu tersedia di etalase RPK-RPK. Ketika harga beras medium dan produk pangan strategis lain naik di pedagang umum, masyarakat tinggal beralih ke RPK. Secara alamiah, mekanisme ini mencegah distributor dan pedagang umum menaikkan harga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun