Pelarangan sering melahirkan resistensi. Apalagi anak-anak muda itu akan mendapatkan dukungan sejumlah politisi.
Politisi zaman now akan mendukung apapun selama itu bisa menghasilkan suara. Untunglah ternak tidak punya hak suara. Jika ya, sudah tentu ada yang berteriak-teriak menuntut kambing, sapi, ayam jangan dikandangkan demi meraih simpati hewan-hewan itu. Ya begitulah.
Jika aparat bertindak tegas, para remaja mengubah taktik menjadi gerilya. Aksi sembunyi-sembunyi SOTR. Akan lebih gawat lagi sebab SOTR berubah menjadi kejar-kejaran dengan aparat polisi. Kejar-kejaran dengan polisi demi hal "mulia" memberi makan orang miskin tentu godaan tersendiri. Akan lebih banyak aksi dan aktor militan muncul, menjadi hero seperti Robin Hood.
Para pemuda dan kebudayaan baru itu seperti air saja. Jika dibendung ia akan mencari jalan baru  yang berisiko besar pada rusaknya tanggul. Memperkuat tanggul tidak akan menghentikan tekanan air. Jalan terbaik adalah kanalisasi.
Alih-alih melarang, Pemda sebaiknya mengambilalih aktivitas itu, mengorganisasikannya. Misalnya dengan membuat peraturan areal, waktu, dan administrasi kegiatan.
Contohnya SOTR dilaksanakan per kecamatan. Komunitas hanya boleh bagi-bagi makanan sahur di titik-titik yang telah ditentukan sesuai wilayah kecamatan tempat keberadaan komunitas. Hari pelaksanaan juga dibatasi, misalnya tiap Selasa dan Jumat. Komunitas yang hendak melaksanakan terlebih dahulu mencatatkan agendanya, entah ke kepolisian atau kecamatan.
Peraturan-peraturan yang telah umum sebaiknya ditegakkan tanpa kecuali. Misalnya kewajiban berhelm dan larangan knalpot racing.
Berbeda dengan air, masyarakat biasanya tidak langsung menuruti kanal baru. Karena itu dibutuhkan pengkondisian. Misalnya pemda mendorong komunitas-komunitas positif untuk berpartisipasi. Melibatkan idola anak-anak muda itu, seperti grup band Slank, musisi Iwan Fals dan Roma Irama tampaknya akan bermanfaat.
Belajar dari Kupang
Dahulu di Kota Kupang perayaan tahun baru diperingati anak muda---dan orang tua lupa umur---dengan konvoi kendaraan, terutama motor. Sepanjang November-Desember, telinga kita pekak oleh raungan motor yang dipersiapkan untuk show-off 31 Des - 1 Januari.
Di penghujung 31 Desember, seluruh isi kota seakan tumpah ruah di jalan, memboroskan bensin dengan mudahnya. Peringatan kehidupan dirayakan dengan menggoda kematian. Kebut-kebutan. Koran 2 januari selalu berisi berita kematian oleh lakalantas.