Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Karakter Rezim dan Tantangan Serikat Buruh

26 Mei 2018   13:00 Diperbarui: 26 Mei 2018   16:37 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya, Om-Tante. Dewan Pengupahan, Perumahan Buruh, BPJS Kesehatan, Hak berserikat sering sekedar es krim yang ditukar dengan kerelaan untuk tidak bermain di saat hujan, adalah hot wheels cantik sebagai hadiah mau membaca buku hingga tuntas, atau jalan-jalan ke wahana permainan setelah menuntaskan seluruh PR dengan baik.

"Kalau kamu tidak main di luar sore ini, besok mama belikan es krim lho."

Buruh diberikan sesuatu sebagai ganti mengorbankan sesuatu yang lain. Pertukaran terjadi, kesepakatan ditegakkan.

Maka tidak perlu bingung, mengapa akomodasi terhadap prinsip-prinsip kelenturan pasar tenaga kerja dan likuidasi alat-alat perjuangan tradisional serikat buruh (mogok, boikot) dilakukan bersamaan dengan pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak berserikat dan pelibatan buruh di dalam Dewan Pengupahan, atau dalam bentuk paling vulgar jamuan makan di istana dan terbang sepesawat dengan presiden.

Pendekatan kedua---kita kembali ke Nelson--yang dilakukan negara terhadap gerakan buruh adalah pendekatan containment. Nelson tidak menjelaskan cukup tentang pendekatan ini selain bahwa taktik represif ini merupakan favorit rezim otoriter plus sejumlah contoh kasus di Amerika Latin dan Asia.

Untuk mendapatkan gambaran lebih detil pendekatan ini, terutama dalam sejarah, kita bisa membaca paper Rick Hurd, "New Deal Labor Policy and the Containment of Radical Union Activity" (Review of Radical Political Economics, 8(3) 1976).

Sedikit catatan, perhatikan bagian analitycal framework. Hurd katakan "This paper accepts the thesis that the state serves the interests of capital. This is not to say that capitalists control the state apparatus, but rather that the state is committed to the preservation of the capitalist system, making such direct control unnecessary."

Itu adalah pernyataan tersurat yang menjelaskan posisinya sebagai seorang strukturalis (the state is committed to the preservation of the capitalist system) dan bukan seorang instrumentalist (capitalist control the state apparatus).

Karena dikembangkan oleh Poulantzas yang murid langsung Louis Althusser plus menerima gagasan hegemoni Gramsci, pendekatan ini cukup peka dalam membaca peran negara mempertahankan keberlangsungan kapitalisme---terlepas dari pengaruh kaum kapitalis di dalam struktur pemerintahan---dengan perangkat ideological state apparatuses dan repressive state apparatuses (ISA dan RSA).

Hurd membahas gerakan pendulum pendekatan pemerintah (Amerika Serikat) terhadap gerakan buruh, dari represif (pra 1930an) ke akomodatif (new deal policy pasca depresi besar) dan ke keseimbangan antara koersif dan demokratis (pasca perang dunia kedua).

Di ujung, pada kesimpulan, Hurd mendukung dan membuktikan hipotesis bahwa 1) peran regulasi ketenagakerjaan adalah membatasi atau mengarahkan kegiatan serikat buruh agar sejalan dengan sistem kapitalisme; 2) tujuan dari legislasi adalah membatasi ruang gerak serikat buruh radikal; 3) keterlibatan langsung negara dalam perjuangan yang sedang berlangsung antara tenaga kerja dan modal diperlukan untuk melindungi kepentingan modal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun