Ahhh. Apapun itu, belasungkawa sedalam-dalamnya untuk korban bom gereja di Surabaya. Tuhan tidak menutup mata. Pintu surga terbuka lebar kepada umat yang meninggal saat menjalankan ibadah.
Yang terpenting, saatnya rakyat waspada, sungguh-sungguh pasang mata dan telinga, laporkan kepada pihak berwajib jika terdapat hal-hal mencurigakan di lingkungan masing-masing. Jangan main hakim sendiri sebab itu serupa saja tindakan terorisme. Terorisme harus dilawan dengan perlawanan rakyat semesta.
Para pendukung Prabowo dan Jokowi yang masih waras agar meredakan tensi konfrontasi antar mereka, agar mungkin dengan demikian barisan-barisan yang hanya menumpang momentum demokrasi menjelang untuk kepentingan menegakkan kediktatoran identitas, untuk memuluskan berdirinya pemerintahan fundamentalis fasis akan lebih tampak jelas.
Umat Kristiani hendaknya tidak terprovokasi. Di daerah-daerah kantong Kristiani, kita berupaya segala daya agar saudara-saudara Muslim kita dapat masuk masa Ramadan dengan penuh kedamaian.
Ini lah masa padang gurun bagi kita. Masa ujian iman. Inilah saatnya kita buktikan kepada diri kita sendiri, bahwa Cinta mengalahkan segalanya. Cinta mengalahkan ketakutan; Cinta menghapus bilur dan sayatan pedih di hati. Kita pernah menghadapi masa-masa kelam serupa ini dan kita sanggup melewatinya.
Sekali lagi, duka sedalam-dalamnya. Yakinlah, para korban aksi teror itu, oleh imannya, telah diselamatkan, diterima di sisiNya.
***
Tilaria Padika
13052018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H