Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menanggapi Artikel "Orang Sumba Makan 'Ughi'" dan Konsep Manajemen Pangan di Timor

16 Maret 2018   07:13 Diperbarui: 16 Juni 2018   17:25 1715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Capture sampul buku Pemetaan Pangan Lokal. Dokpri

Menghadapi kondisi begini, pemerintah tidak perlu tergopoh-gopoh dan akhirnya bertindak gegabah. Tindakan gegabah pernah dilakukan Mensos Kofifah dalam merespons pemberitaan Kompas. Ia membawa bantuan berkadus-kardus mie instant (3). Ini adalah tindakan memperkenalkan masyarakat pada racun. Monokultur konsumsi pangan pokok beras saja sudah merepotkan dan sulit mengembalikan kultur masyarakat pada pola konsumsi beragam pangan. Lha ini, ditambah lagi dengan memperkenalkan mie instant.

Sebaiknya pemerintah menghindari bersandar pada pendekatan "pemadam kebakaran". Adalah lebih baik mengambil langkah yang lebih strategis untuk melengkapi peningkatan produktivitas pertanian pangan. Langkah itu bisa berupa mendorong masyarakat mengingat kembali beragam potensi pangan yang tersedia di sekitar mereka. Mengenali, mengembangkan teknik pengolahannya, dan menyediakan di meja makan. Syukur-syukur jika masyarakat bisa didorong untuk mendomestifikasi, membudidayakan.

Dengan langkah ini, bukan saja orang terhindar dari kelaparan, tetapi juga pola konsumsi masyarakat menjadi lebih bergizi seimbang. Salah satu syarat pemenuhan gizi seimbang adalah penganekaragamaan konsumsi pangan.

Demikianlah. Semoga menyumbang sedikit coretan pada gambar besar kondisi pangan di NTT.

***

Tilaria Padika

Timor, 12/03/2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun